Tercatat ada kurang lebih 87 santri yang sehari-hari menimba ilmu agama di pesantren itu. Para santri tidak hanya berasal dari Yogyakarta dan sekitarnya saja, karena beberapa santri merupakan pindahan dari Sumatera dan Papua. Hebatnya lagi Sandiman tak memungut biaya untuk para santri.
Dari kisah hidup Sandiman sebagai mantan perampok ini tentu mendatangkan sebuah pesan khusus, bahwa masa lalu yang kelam ternyata bisa menjadikan seseorang berubah menuju arah yang lebih baik. Saat ini Sandiman tumbuh menjadi manusia yang baru dan bermanfaat untuk orang lain dengan mendirikan pesantren .