Dikenal Sebagai Penguasa Tanah Abang Hingga Politisi Andal, Siapa Sih Sosok Haji Lulung Sebenarnya?

Dikenal Sebagai Penguasa Tanah Abang Hingga Politisi Andal, Siapa Sih Sosok Haji Lulung Sebenarnya?

Kabar duka datang dari keluarga besar PPP. Sebab, pagi tadi salah satu tokoh politisi andalannya meninggal dunia. Ia adalah Abraham Lunggana alis Haji Lulung. Kabar Haji Lulung meninggal dunia disampaikan langsung oleh Sekjen PPP Arwani Thomafi. 

"Innalillahi wa innailaihi rajiun. Telah berpulang ke rahmatullah Haji Lulung Lunggana meninggal dunia hari ini Selasa 14 Desember 2021 jam 10.51 WIB di RS Harapan Kita Jakarta. Mohon doanya agar beliau di terima amal ibadahnya. Husnul Khotimah," ujarnya dilansir dari detikcom, Selasa (14/12/2021).

Sering terdengar namanya, siapa sih sebenarnya Haji Lulung ini? Simak, profilnya berikut ini.

H. Abraham Lunggana, S.H. atau lebih populer dengan julukan Haji Lulung adalah seorang politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk daerah pemilihan DKI Jakarta III sejak 2019 hingga 2021 di Komisi VII.

Selain dikenal sebagai politikus, pria kelahiran Jakarta, 24 Juli 1959 ini juga dikenal sebagai tokoh Tanah Abang yang merintis usaha dari nol. Dikutip dari laman Jakarta.go.id, sebelum menjadi politikus, nama Haji Lulung sudah terkenal di seantero Tanah Abang, Jakarta Pusat. 

Dikenal Sebagai Penguasa Tanah Abang Hingga Politisi Andal, Siapa Sih Sosok Haji Lulung Sebenarnya (detikcom)

Soal nama Lulung yang lebih popular dari nama asli pemberian orangtuanya, ada ceritanya, nih Gengs. Di dalam buku Tenabang Kate Anak Tenabang yang disusun oleh Ahmad Mathar Kamal dan Faiz Sungkar disebutkan bahwa bapaknya, Ibrahim Tjilang, saat itu mengidolakan Abraham Lincoln sehingga nama Abraham dijadikan nama putra ketujuhnya dari sebelas anak-anaknya.

Sejak kecil, pria asal Tanah Betawi ini sudah menghadapi pahitnya kehidupan. Sebab, pada tahun 1975 silam, ketiak usianya masih menginjak 16 tahun, ia ditinggal wafat sang ayah yang seorang tentara berpangkat Peltu. Ibunya yang menjadi single parent masih memiliki keturunan dari KH. Abdullah Syafiie, pendiri Perguruan Islam Asy-Syafiiyyah.

Lulung pernah menjadi seorang pemulung. Ia membantu mencari nafkah untuk ibu dan saudara-saudaranya dengan mengumpulkan sampah pasar berupa plastik, karung, kardus, dan per untuk ngebal. Dikarenakan ia tinggal di dekat pasar, maka ia mencari uang di pasar. Kehidupannya sedikit mulai sedikit berubah ketika ada perluasan Pasar Kebon Dalem (1976), ia sudah menjadi bos barang bekas.

Oleh karena harus bekerja, ia meninggalkan sekolahnya selama tiga tahun demi mencari uang. Pada tahun 1978, ketika ia sudah memiliki kemampuan cukup, Lulung melanjutkan kembali sekolah ke STM di YPMII di daerah Pasar Jum'at (sekarang sekolah itu sudah tidak ada lagi).

Melihat perkembangan pasar semakin berkembang, ia memiliki pemikiran sejak masih SMP untuk mencari cara bagaimana mendapatkan satu persen dari peredaran uang di Pasar Tenabang. Obsesi satu persennya terbuka ketika ada penggusuran eks Markas AURI di Tenabang Bukit.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"