Saat itu, ia kembali berusaha di barang bujuran kiloan. Ia juga sempat menjadi satpam di pertokoan tersebut. Interaksinya dengan lingkungan dan tokoh masyarakat, membuat dia dipercaya sebagai Kamtib LKMD Kelurahan Kampong Bali. Sebelumnya, ia juga menjadi keamanan RW. Sejak tahun 1981, ia sudah berorganisasi karena dia menjadi Ketua Pemuda Panca Marga Kecamatan Tanah Abang. Tahun 1981, ia lulus dari STM.
Mulai tahun 1986, usahanya mulai terlihat maju, terlebih saat ia fokus pada investasi lingkungan untuk mewujudkan obsesi satu persennya dan mendapat kepercayaan dari para pengusaha di Tanah Abang. Kompleks Ruko Tanah Abang Bukit adalah tempat pertama kali yang dikelola olehnya dari segi keamanan dan lingkungan, kemudian menyusul kompleks ruko di JI Fachrudin.
Pada saat menjelang krisis moneter di tahun 1997, berkaitan dengan pengembangan Pasar Tenabang Blok F, ia membangun kios-kios kecil di pinggir tembok Blok F. Dengan membangun kios-kios kecil ini, ia telah memberi peluang kepada pedagang ekonomi lemah untuk mendapatkan tempat berdagang dengan sistem sewa yang tidak mahal. Ia kemudian dipercaya oleh Perpasaran Tanah Abang untuk menjaga keamanannya.
Pada tahun 2000, saat dibangun pertokoan Metro Tanah Abang oleh PT Rointa, yang juga membangun jembatan toko yang menyambung Pasar Regional Tenabang, ia dipercaya menjadi manajer di Pertokoan Metro Tanah Abang. Selain itu, pengembang juga memberikan kepercayaan kepadanya untuk mengelola keamanan di Metro Tanah Abang.
Jejak Politik
Sebelum Meninggal, Haji Lulung Sempat Dirawat di RS karena Sakit Jantung (Viva)
Jejak politik Haji Lulung memang penuh lika-liku. Dia mengawali karier politiknya bersama PPP. Namun, dia lantas meninggalkan PPP saat partai berlambang Ka'bah itu mengalami perpecahan. Haji Lulung kala itu pindah haluan ke Partai Bintang Reformasi (PBR). Dia bahkan menjabat sebagai Ketua DPC PBR Jakarta Barat.
Selepas Pemilu 2004, Haji Lulung pun kembali ke PPP dan terpilih menjadi Ketua DPC PPP Jakarta Pusat. Karier Haji Lulung di kancah politik pun kian menanjak saat ia terpilih menjadi anggota DPRD DKI Jakarta secara 2 periode berturut-turut pada 2009-2014 dan 2014-2019.
Haji Lulung saat itu juga didapuk menjadi Ketua DPW DKI Jakarta. Lulung menjabat sebagai Ketua DPW PPP DKI Jakarta dalam kepengurusan PPP yang dipimpin Djan Faridz. Saat terjadi konflik kepengurusan di PPP, Lulung memang setia bersama dengan Djan Faridz.
Nggak cuma itu, Haji Lulung pun kala itu didapuk sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta di masa periode 2014-2019. Namanya mulai menjadi sorotan lantaran kerap berseteru dengan Gubernur DKI Jakarta saat itu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Sebagai informasi, sebelum menunggal Haji Lulung diketahui telah beberapa hari ini menjalani perawatan di RS Harapan Kita karena menderita serangan jantung.