Dijuluki Sebagai Pembawa Kabar Kematian, Kondisi Eks Jubir COVID-19 Memprihatinkan, Kena Kanker dan Stroke

Dijuluki Sebagai Pembawa Kabar Kematian, Kondisi Eks Jubir COVID-19 Memprihatinkan, Kena Kanker dan Stroke

Achmad Yurianto  dikenal sebagai juru bicara atau jubir COVID-19  di tahun 2020 silam. Kala itu sebagai jubir Yurianto setiap hari muncul ke publik untuk memberikan pernyataan terkait kasus COVID-19 yang terjadi di Indonesia, terutama soal penambahan kasus yang terjadi. Saat ini kondisi Yurianto memprihatinkan karena sedang sakit.

Yurianto sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto. Yurianto didiagnosa mengidap kanker usus sehingga pria berkacamata ini diharuskan melakukan serangkaian proses penyembuhan dengan metode kemoterapi. Kesehatannya semakin diperparah karena Yurianto terserang stroke.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan jika storke yang dialami Yurianto sudah mengalami multiple stroke setelah menjalani kemoterapi kanker usus yang merupakan penyakit awal yang diidapnya.

Kondisi Mantan Jubir Satgas COVID-19 Kini Memprihatinkan, Kena Kanker dan Stroke (iNews)

Sementara itu melansir dari Detikcom, Direktur Utama RSPAD, Letjend TNI A Budi Sulistya membenarkan jika Yurianto sedang dirawat di rumah sakit tersebut. Ternyata sudah beberapa kali Yurianto melakukan perawatan atau keluar masuk rumah sakit. “Kalau sekarang sudah 7-8 hari dirawat,” jelas Budi.

Yurianto menjalani perawatan periodik. “Tentang kondisi ya memang kami berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik supaya beliau bisa kembali pulih,” harap Budi. Yurianto merupakan jubir Satgas COVID-19 pertama kalinya. Yurianto disebut-sebut sebagai pembawa kabar kematian. Julukan itu datang karena Yuri selalu menyampaikan angka kematian yang terus bertambah.

Saat menjadi jubir, Yurianto memiliki ciri khas yakni selalu mengenakan kemeja batik. Batik yang ia kenalan merupakan motif batik yang selalu dia banggakan dengan sebutan Bati Corona. Padahal batik itu adalah batik yang khusus dibuat saat peringatan Hari AIDS sedunia yang selalu jatuh pada tanggal 1 Desember.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"