Derita Arung Palakka: Pahlawan Bone yang Dicap Jadi Pengkhianat Bangsa

Derita Arung Palakka: Pahlawan Bone yang Dicap Jadi Pengkhianat Bangsa
Arung Palakka (Twitter.com)

Arung Palakka ke Batavia

Seperti yang dilansir dari Beritaku.id, kontroversi selanjutnya adalah langkah Arung Palakka, mengindari di obrak abrik oleh pasukan kerajaan Gowa yang tangguh, maka Arung Palakka bersama pasukan tersisa menuju ke Batavia (Jakarta), atas bantuan kompeni Belanda.

Kondisi inilah dalam jejak sejarah dianggap sebagai langkah keliru Arung Palakka (Kontroversi Arung Palakka), sebab membangun kerjasama dengan Belanda (penjajah), sebagai pengkhianatan bangsa.

Dalam catatan sejarah, Arung Palakka meminta bantuan sekutu kompeni Belanda untuk dilindungi di Batavia. OMG!

Arung Palakka Hancurkan Minangkabau

Di Batavia, Arung Palakka meminta bantuan tentara Belanda untuk menyerang Kerajaan Gowa. Tapi namanya kerja sama ama Belanda tak semudah itu Verguso.

Kontroversi semakin rumit bagi Arung Palakka, sebab syarat ini adalah menghancurkan kerajaan lain yang tidak ada persoalan dengan Arung Palakka sebenanrnya.

Meskipun Minangkabau gak ada hubungannya ama kerajaan Bone, Dengan 400 pasukan toangke orang bugis Bone dari bantaran kali Sungai Angke Jakarta. Minangkau bertekuk lutut didepan Arung Palakka, menatap jasad-jasad yang dibantai Arung.

Misi membumi hangus orang Minangkabau berhasil, Arung Palakka, sebagai pahlawan dimata pasukan Belanda.

Arung Palakka serang Gowa Tallo

Arung Palakka serang Gowa Tallo Arung Palakka (Politik.us)


Setelah 3 tahun membantu VOC akhirnya tiba bagi Arung Palakka untuk balaskan dendamnya pada Kerajaan Gowa.

Seperti yang dilansir dari Tirto.id, pada 24 November 1666 armada besar bertolak dari pesisir utara Batavia menuju Celebes, terdiri dari 21 kapal perang yang mengangkut 1.000 prajurit.

Pasukan Arung Palakka yang beranggotakan 400 orang semakin percaya diri berkat bantuan VOC yang menyumbangkan 600 orang tentaranya dari Eropa yang paling terlatih. Mereka berangkat dengan satu tujuan: mengalahkan Gowa yang saat itu dipimpin seorang raja perkasa berjuluk Ayam Jantan dari Timur, Sultan Hasanuddin.

Dan terjadilah pertempuran legendaris itu. Gowa pada akhirnya menyerah, dan tanggal 18 November 1667 Sultan Hasanuddin terpaksa menandatangani Perjanjian Bongaya yang menandai kemenangan VOC dan Arung Palakka walaupun selama beberapa tahun berikutnya serpihan pasukan Gowa masih melakukan perlawanan.

Pada 1672 Arung Palakka dinobatkan sebagai Sultan Bone. Impiannya menjadi kenyataan. Ia memang hanya menuntut haknya kembali sebagai pewaris takhta Bone, sekaligus membebaskan Bone dari penguasaan Gowa dan membalaskan dendamnya, meskipun dengan cara yang tidak bisa memuaskan semua pihak.

Buku-buku sejarah yang beredar selama ini lebih cenderung menempatkan Arung Palakka selaku sosok pengkhianat, dan sebaliknya, Sultan Hasanuddin sang Sultan Gowa selalu diidentikkan sebagai pahlawan besar.

Ya kalau saja Indonesia saat itu belum terbentuk ya itu jadi pandangan subjektif karena di satu sisi Arung Palakka telah lama di tindas oleh Gowa. Jadi gimana menurut kalian gengs?



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"