CIA Gunakan Tiga Modus Ini untuk Ganggu Bung Karno, Menyusupkan Agen Cantik Hingga Serangan Film Enak-enak

CIA Gunakan Tiga Modus Ini untuk Ganggu Bung Karno, Menyusupkan Agen Cantik Hingga Serangan Film Enak-enak

#1 Menyusupkan agen cantik

#1 Menyusupkan agen cantik Bung Karno pernah hampir kepincut sama agen gadis cantik CIA (pinterest.com)


Istana Negara ternyata pernah dimata-matai oleh dua agen cantik CIA. Tepatnya pada 1963-1964 silam. Agen pertama adalah gadis cantik berusia 19-22 tahun, tingginya 170 sentimeter. Agen pertama itu menyamar sebagai mahasiswi yang ingin belajar kebudayaan Indonesia.

Sosok agen cantik itu digambarkan berkulit kuning mulus, hidung mancung, rambut hitam kecokelatan pekat, bibir merah jambu, dada montok berisi, pinggang laksana pinggang semut, pinggul berkembang subur. 

"Paha dan betis seperti punya Ken Dedes," tulis Guntur Soekarnoputra dalam bukunya "Bung Karno, Bapakku, Kawanku, Guruku".

Gadis cantik CIA ini tekun belajar menari. Dia juga berlatih gamelan dan luwes kala mengenakan kebaya. Presiden Soekarno pun terpincut untuk mengajak gadis itu tinggal di Istana. Tapi untunglah Presiden Pakistan kala itu, Ayub Khan, memberi tahu Bung Karno bahwa perempuan itu adalah agen CIA.

Gadis cantik itu kemudian diusir dari Istana.

Selain itu, ada lagi penyusup yaitu seorang gadis cantik ke Istana Negara. Hal ini diungkap dalam buku Willem Oltmans tadi. Dalam sebuah lawatan ke Mesir, Bung Karno pernah didatangi seorang gadis cantik bernama Pat Price yang mengaku ingin menulis buku tentang Indonesia.

Bung Karno pun memfasilitasi agar perempuan itu bisa ke Jakarta dan masuk Istana.

Presiden Soekarno kemudian menunjuk seorang asisten untuk membantu perempuan itu. Beberapa bulan kemudian, Dinas Penerangan menginformasikan kepada Bung Karno bahwa Pat Price adalah seorang agen CIA.

"Pat Price yang genit dan cantik itu rupanya seorang agen CIA," kata Bung Karno, seperti ditulis Oltmans.

#2 CIA biayai Masyumi

#2 CIA biayai Masyumi CIA juga pernah biayai Masyumi, namun kalah dalam Pemilu 1955 (pinterest.com)


CIA ternyata memainkan peran dalam pemilu pertama Indonesia tahun 1955 yang disebut paling demokratis itu. Saat itu, sempat beredar kabar isu gelontoran dana asing terhadap dua partai besar, Masyumi dan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Tim Werner dalam bukunya "Membongkar Kegagalan CIA" secara lugas menyebut AS menjadi penyokong dana Masyumi. "Besarnya hingga USD 1 juta ke Masyumi untuk pemilu parlemen pertama di Indonesia," tulis Tim.

Masyumi dilirik karena diketahui cukup vokal terhadap Soekarno. Masyumi juga menjadi rival utama PKI. Tim Wiener juga mengutip keterangan seorang mantan agen CIA bahwa uang sebesar itu diberikan begitu saja tanpa harus ada laporan pertanggungjawaban. Dalih utamanya agar tidak ketahuan.

"Sama sekali tak ada bukti tertulis atau laporan apa-apa mengenai uang yang jumlahnya sangat besar itu," tulis Tim Werner.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"