"Aku, baru lulus SMA," kata SPG yang mengaku menjalani pekerjaan ini agar bisa memiliki uang dari penghasilan sendiri.
"Aku pastinya (ikut GIIAS) cari uang. Untuk uang saku, dan pengin cari uang sendiri jadi tidak minta orang tua lagi," akunya.
Sebagian lainnya baru saja lulus kuliah. Rata-rata usia mereka tidak jauh dari angka dua puluh tahun.
"Nama aku Shifa (lalu mengeja namanya). Aku 24 tahun, iya baru lulus kuliah. Jurusan manajemen," akunya.
# Fasilitas yang Memuaskan
Meski risiko digoda pria hidung belang sangat tinggi, bayaran dan fasilitas yang didapatkan SPG otomotif memang bisa dibilang memuaskan. Itulah mengapa mereka senang melakukannya.
Chesy dan juga Hani (25) misalnya. Mereka pada GIIAS 2022 menjadi usher-usher untuk perusahaan pembiayaan Astra Finance.
"Soalnya di Astra dua kali antigen, dikasih mask juga, dan di GIIAS juga ketat protokolnya," kata Hani dan Chesy saling menimpali.
Bagi yang datang ke gelaran ini, para staf yang berada di sekitar pameran termasuk mereka yang menjadi satgas COVID-19.
Para staf khusus ini terus bergerak dari area pameran ke area pameran lain, terutama mengingatkan orang-orang yang terlihat tidak mengenakan masker atau mask dengan benar.
Selain rasa aman dalam hal protokol kesehatan, Hani juga Chesy merasakan fasilitas khusus saat berjaga untuk Astra Finance.
"Selain diberikan fee, ada juga mess supaya dekat, lalu makan pagi-malam ditanggung. Semua fasilitas ditanggung," aku Chesy.
# Ciri Pria Berhidung Belang
Karena kerap dapat pengalaman didekati pria berhidung belang, para SPG otomotif ini sudah hafal banget ciri golongan pria berhidung belang.
Kebanyakan adalah bapak-bapak, ada juga yang menyebut 'kokoh-kokoh'.
Selain usia yang rata-rata sudah tidak muda lagi, mereka biasanya juga suka melakukan modus minta nomor telepon.
"Senakal-nakalnya minta nomor telepon. Kalau foto bareng masih wajar. Tapi saat pengunjung isi survei, kayak ganjen iya. Misalnya dia bilang 'kalau mau (survei diisi) kamu harus kasih nomor telepon dulu'," ujarnya.
Ada juga yang bolak-balik mendatangi booth dan merayu agar bisa mendapatkan nomor telepon si SPG.
“Ada yang balik lagi ke booth, nanya itu-itu aja dan genit,” cetus salah satu SPG.
Bahkan tak sedikit juga para SPG yang kemudian dipegang-pegang. Misalnya saat foto bareng, si pria hidung belang kemudian memegang pinggang.
"Kelihatan-lah kalau yang modus. Tua, muda, dua-duanya sama aja. Paling aku jawab seperlunya, misalnya maaf dalam jam kerja. Lalu menghindar. Kalau paksa-paksa aku panggil sekuriti," kata SPG lainnya.