Begini Penjelasan Psikolog Soal Penganiayaan yang Dilakukan Anak DPR Hingga Kekasihnya Tewas

Begini Penjelasan Psikolog Soal Penganiayaan yang Dilakukan Anak DPR Hingga Kekasihnya Tewas

Kematian wanita bernama Dini Sera Afriyanti yang dianiaya oleh kekasihnya, Ronald Tannur, masih menjadi sorotan publik. Apalagi diketahui jika Ronald sendiri merupakan anak anggota salah satu DPR RI. 

Menurut Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani, kasus kematian Dini ini disebut sebagai femisida. Sebab menurut Andy, kejadian penyiksaan kepada Dini tampaknya sudah terjadi secara berulang kali.

Jika dirunut, maka peristiwa penganiayaan tersebut dilakukan secara sengaja hingga membuat korban menderita fisik dan psikis. 

"Rangkaian kondisi inilah yang kemudian menunjukkan bahwa peristiwa ini dapat dikategorikan sebagai femisida: pembunuhan perempuan dengan alasan ataupun karena ia perempuan, dalam relasi kuasa timpang berbasis gender terhadap pelaku, dalam hal ini relasi antara korban dan pelaku yang adalah pacarnya," imbuh Andy dalam keterangannya, Minggu (8/10/2023).

Dari sidang Umum Dewan HAM PBB, Psikolog klinis Veronica Adesla bahwa femisida diartikan sebagai peristiwa pembunuhan terhadap wanita yang dipicu karena adanya dendam, benci, penguasaan, penikmatan, hingga pandangan terhadap wanita sebagai kepemilikan sehingga sang pelaku akan melakukan hal apa saja sesuaka hatinya.

Ronald Tannur yang menyiksa kekasihnya hingga tewas, Dini Sera Afriyanti (via instagram)

"Karena itu, femisida muatannya berbeda dari pembunuhan biasa karena mengandung aspek ketidaksetaraan gender, dominasi, agresi atau opresi. Femisida bukanlah kematian sebagaimana umumnya melainkan produk budaya patriarkis dan misoginis dan terjadi baik di ranah privat, komunitas maupun negara," ucapnya saat dihubungi detikcom, Senin (9/10/2023).

"Penekanan yang membedakan adalah pada adanya aspek ketidaksetaraan gender, dominasi, agresi atau opresi, dimanar artinya memandang perempuan lebih rendah, memperlakukan perempuan lebih rendah, tidak setara dan layak untuk ditindas," imbuhnya lagi.

Dan menurutnya lagi, femisida umumnya dilakukan oleh orang terdekat karena adanya dominasi atau rasa benci. Umumnya, hal ini dilihat dari riawayat hubungan tersebut, dimana adanya relasi kuasa yang tercermin dalam interaksi keduanya.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"