Hari ini, kita mengenal ada 12 zodiak. Masing-masing zodiak memiliki kelebihan dan kekurangan.
Lebih spesifik, kelebihan dan kekurangannya biasanya berkaitan dengan karakternya, keinginannya dan sikapnya dalam kehidupan maupun orang lain.
FYI, pembacaan karakter dan hasil ramalan zodiak yang kamu baca itu diperoleh dari perhitungan terhadap posisi planet, mataharai, bulan dan kemunculannya berdasarkan ekliptika bumi.
Biasanya, astrolog menggunakan pergerakan bintang-bintang untuk menentukan karakter orang, pilihan hidupnya, kekurangan dan ketakutannya.
Pseudo-science?
Ada yang percaya, ada yang tidak. Begitulah tanggapan umum kita atas satu jenis informasi. Terlebih informasi yang susah dinalar oleh akal, namun ketika dilihat di lapangan, ada benarnya juga. Tentu bikin pikiran galau rasanya.
Oleh mereka yang gak mempercayainya, astrologi dianggap sebagai salah satu bentuk dari pseudo-science.
Dilansir dari Wikipedia, pseudo-science adalah sebuah pengetahuan, keyakinan, metodologi atau praktik yang diklaim ilmiah namun gak mengikuti metode maupun kaidah ilmiah yang ada.
Sejarah yang panjang
Namun, terlepas dari kebenaran informasi yang bisa dipertanggungjawabkan atau tidak, astrologi sebagai sebuah ilmu memiliki sejarah yang panjang, lho.
Itulah kenapa, meskipun kini manusia sudah mengembangkan teknologi untuk membantu kehidupan, ada juga mereka yang mempercayai hasil pembacaan alam untuk landasan mengambil keputusan.