Apakah Gelombang Tinggi di Selatan Indonesia adalah Dampak dari Gerhana Bulan Total?

Selama beberapa hari terakhir, gelombang tinggi menerpa wilayah selatan Indonesia. Gelombang tinggi tersebut tercatat setinggi 4-6 meter. Ketinggian gelombang ini dikaitkan banyak orang dengan gerhana bulan total yang akan terjadi pada 28 Juli 2018 esok.

Tapi, benarkah ada keterkaitan antara fenomena tersebut dengan tingginya gelombang laut tersebut?

 Marufin Sudibyo, seorang astronom amatir menyebutkan bahwa keterkaitannya kecil, seperti dilansir Kompas.com.

Menurutnya, posisi bulan memang bisa memberikan pengaruh terhadap pasang surutnya air laut. Apalagi ketika posisi bulan segaris dengan matahari yang terjadi pada dua kesempatan, yakni saat bulan baru dan bulan purnama.

Saat bulan dalam dua posisi tersebut, biasanya terjadi fenomena meningkatnya tinggi permukaan laut. Ini karena posisi bulan berada pada titik terjauh dri bumi, yang disebut titik apogee. Pernyataan itu sejalan dengan yang dikatakan pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Pihak BMKG mengatakan bahwa fenomena gerhana total tidak akan memengaruhi ketinggian gelombang seperti yang terjadi beberapa hari lalu. Sebab dari gelombang tinggi di selatan Indonesia adalah angin kuat yang disebut Mascarene High dari wilayah Australia.

Dampak dari Mascarene High itu disebut gelombang swell yang sebenarnya terjadi setiap tahun. Secara klimatologis, antara bulan Juni hingga September hal ini selalu terjadi. Dan, yang terjadi tahun ini pun serupa dengan tahun sebelumnya.

Perbedaan tinggi gelombang pada tahun ini dari tahun lalu adalah durasinya. Tahun lalu terjadi selama satu setengah minggu, sementara tahun ini terjadi selama dua minggu dengan gelombang di atas 3 meter. Menurut BMKG, fenomena gelombang tinggi ini sudah menurun, tetapi akan meningkat lagi saat gerhana bulan besok.