Menurut Celeste, hewan peliharaan akan merasakan P-Waves. Dan beberapa saat kemudian barulah manusia merasakan S-Waves atau gelombang permukaan saat gempa.
Seismograf pun kata Celeste dirancang untuk mencatat P-Waves bukan S-Waves.
"Kucing dan anjing adalah hewan peliharaan yang bisa bereaksi terhadap gempa kecil. Namun karena kucing suka berbaring santai sepanjang hari, ia lebih sensitif terhadap getaran," kata dia.
Karena ini adalah penjelasan di Twitter, Celeste pun bercanda dan melontarkan idenya untuk menjadikan kucing sebagai alat deteksi dini gempa.
Hehehe, bisa aja, Bang Jago.
Tapi beneran, idenya sendiri adalah memasang gelang Fitbit di kalung leher kucing yang terkoneksi dengan laptop atau smartphone.
Saat kucing bereaksi terhadap getaran, Fitbit akan mengirimkan sinyal lonjakan aktivitas. Gelang ini, kalo dipasang pada ribuan kucing, bisa diolah menjadi data crowdsourcing untuk perhitungan yang makin akurat.
Menurut dia, 25,4% rumah tangga di Amerika memelihara kucing. Artinya ada 2.173.406 kucing di Amerika yang bisa dilibatkan untuk menjadi pendeteksi gempa. Wooow!
"Saya usul namanya Pet-based Urban Rapid Response to Shaking: PURSS (dengkuran kucing--red)," kata dia.
Hmm, walau agak konyol tapi ide ini punya dasar ilmiah, ya, Gengs. Gimana, makhluk berbulu di rumahmu mau kamu libatkan juga, nggak?