Kita semua tahu kalau warisan karbon dari gaya hidup berbasis bahan bakar fosil menyebabkan krisis iklim kepada miliaran orang di masa depan.
Kalau ngomongin masa depan nih, emang bumi bakalan masih ada sampai kapan? Sejauh 2050? 2100? Atau sedikit lebih jauh, mungkin sejauh 2500 dan seterusnya?
Proyeksi iklim di masa depan yang digunakan oleh komunitas ilmiah dan politik internasional umumnya hanya berlaku sampai tahun 2100. Alasannya adalah jangkauan prediksinya emang cuma sampai tahun 2100. Tapi hasil perdiksinya cukup membuat kita tahu kalau bumi semakin mrmburuk.
Menurut ilmuwan David Archer, dampak iklim dari melepaskan bahan bakar fosil C02 ke atmosfer akan bertahan lebih lama dari Stonehenge, lebih lama dari kapsul waktu, lebih lama dari limbah nuklir.
Apa yang terjadi pada bumi seteah tahun 2100? Begini ramalan ilmiah dari pada ilmuwan:
1. Diagnosis Kopenhagen tentang temperatur bumi yang ekstrim
Beberapa kehancuran masa depan ini dibahas secara singkat dalam Copenhagen Diagnosis. Sebuah laporan yang ditulis oleh 26 ilmuwan iklim terkemuka dengan tujuan memperbarui dunia.
Menurut Diagnosis Kopenhagen ini, terlepas dari kapan puncak emisi global akhirnya terjadi, suhu global tidak dapat diharapkan untuk berhenti meningkat hingga beberapa abad kemudian, karena siklus hidup C02 yang sangat panjang.
Karbon yang kita lepaskan ke atmosfer saat ini sedang dalam proses 'pemrograman' potensi kenaikan permukaan laut sekitar 2-5 meter sekitar tahun 2300.
Fenomena kenaikan permukaan laut akibat ekspansi termal (air laut mengembang saat cuaca hangat) dan lapisan es yang meleleh di Greenland dan Antartika adalah ilustrasi sempurna dari inersia iklim yang sedang terjadi.
Akibatnya bumi akan semakin panas, jauh lebih panas dari hari ini gengs.
2. Fertilitas manusia menurun
Pada tahun 2100, populasi dunia diproyeksikan mencapai sekitar 10,9 miliar, dengan pertumbuhan tahunan kurang dari 0,1% - penurunan tajam dari tingkat saat ini.
Antara tahun 1950 dan hari ini, populasi dunia tumbuh antara 1% dan 2% setiap tahun, dengan jumlah orang meningkat dari 2,5 miliar menjadi lebih dari 7,7 miliar.
3. Kekurangan pangan