Elon Musk resmi mengakuisisi Twitter sebagai miliknya pada Selasa (27/10). Pria 51 tahun ini resmi mengumumkan dirinya sebagai pemilik Twitter di akun Twitter miliknya. Proses akuisisi tersebut bernilai US$ 4 miliar atau Rp 642 triliun berjalan dengan lancar.
Alasan mengapa ia membeli mega platform media sosial Twitter bukan karena ia ingin mendapat pundi-pundi lebih. “Alasan saya mengakuisisi Twitter karena penting bagi masa depan peradaban untuk memiliki alun-alun kota digital bersama, di mana berbagai keyakinan dapat diperdebatkan dengan cara yang sehat, tanpa menggunakan kekerasan,” tulis Elon di Twitter pribadi miliknya pada Selasa (27/10).
Elon juga mengungkapkan hal tersebut ia lakukan demi kemanusiaan, siapapun yang ia cintai.“Makanya saya beli Twitter. Saya tidak melakukannya karena itu akan mudah. Saya tidak melakukannya untuk menghasilkan lebih banyak uang. Saya melakukannya untuk mencoba membantu umat manusia, yang saya cintai,” cuit Elon sembari menyisipkan kata kerendahan hati.
Setelah resmi menguasai Twitter, langkah pertama yang ia ambil adalah memecat pimpinan-pimpinan Twitter yang diduga memiliki kasus. Tak hanya memecat Chief Executive Twitter, Elon diketahui juga memberhantikan sejumlah petinggi atau direksi Twitter yang dituduh menyesatkan terkait jumlah akun spam di platform tersebut.
Dilansir Reuters, Elon memberhentikan sejumlah orang, mereka adalah Chief Executive Twitter Parag Agrawal, Chief Financial Officer Ned Segal dan Kepala Urusan Hukum dan Kebijakan Twitter Vijaya Gadde. Agrawal dan Segal dikawal keluar dari markas besar Twitter di San Fransisco usai kesepakatan ditutup.
Sementara dalam akun Instagram pribadi miliknya @elonmusk, Elon membagikan voting kepada pengikutnya soal pertimbangan untuk mengganti logo Twitter. Tak hanya itu, Musk pun membuat lelucon ala bapak-bapak dengan membawa tampungan cuci piring di lobby markas besar Twitter.