Mulai Sekarang, Berhati-hatilah dengan Tanda 'Titik' Pas Lagi Chatting

Mulai Sekarang, Berhati-hatilah dengan Tanda 'Titik' Pas Lagi Chatting

Dalam bahasa Indonesia, tanda titik (.) digunakan untuk menutup sebuah kalimat. Ya, berbagai bahasa juga melakukannya sih, dan itu sah dalam aturan bahasa. Tapi ternyata, tanda titik yang digunakan bisa bermakna negatif loh. Kok bisa?

Chatting sama siapa hayooo? (medium.com)

Iya, tanda titik bisa jadi bermakna negatif kalo kita lagi berkirim pesan. Tanda baca ini mungkin sepele ya, tapi sebuah studi dari Binghamton University, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa tanda titik dalam sebuah pesan singkat mengisyaratkan ketidaktulusan atau sikap dingin dari si pengirim pesan. Hmm.

Emang sih, tanpa tanda titik yang disematkan di akhir kalimat, kalimat itu berarti belom berhenti. Apalagi kalo tulisan tangan atau tulisan-tulisan di blog maupun di berbagai situs berita online. Tanda ini adalah perihal wajib, tapi kan gak berdampak negatif buat pembacanya.

Chatting-an, hati-hati dengan tanda titik (bgr.com)

Terus, kenapa maknanya bisa berbeda kalo kita lagi chatting-an sama orang lain lewat aplikasi chatting macem WhatsApp atau Line?

Dilansir dari laman Nextren, studi menyebutkan bahwa obrolan chatting memang mewakili percakapan langsung (face-to-face). Jelas beda dong dengan menulis berita, surat formal, karya sastra, atau blog.

Nah, percakapan langsung tuh harusnya lebih santai dan informal. Maka, penyematan tanda titik pas lagi chatting malah mengindikasikan sebuah obrolan yang formal dan serius.

Chatting sebenernya tuh nyantai, kayak ngobrol biasa (msr.es)

Dengan kata lain, seolah-olah ada unsur sikap dingin, gak akrab, atau malah gak ramah. Coba misalnya kita membalas pesan "Ya, baiklah" lalu diikuti tanda titik (.) setelahnya. Jadi kaku banget gengs.

"Ketika bicara langsung, informasi emosional terpancar lewat tatapan mata, ekspresi wajah, nada suara, dan lainnya. Ketika dipindahkan ke ranah chatting, ekspresi-ekspresi itu diakomodir oleh emoji yang bisa menggambarkan mimik pengirim," jelas Celia Klin, pemimpin penelitian tersebut.

Kalo pake titik (.), ntar malah salah paham lagi (mytravelresearch.com)

Oleh karena itu, ketimbang tanda titik (.), coba deh tutup sebuah pesan dengan emoji. Ini bisa diterapkan saat kita lagi chatting-an dengan teman, orang tua, pacar, gebetan, rekan bisnis, Pak RT, dosen, driver ojol, grup pengajian, dan lain sebagainya.

Kalo gak nyaman, Klin menganjurkan untuk mengirim dulu pernyataan kita. Lalu lanjutkan dengan mengirim emoji deh, mau satu atau segambreng juga oke lah.

Menurut Klin juga nih, metode komunikasi pada pesan singkat penting untuk terus dikaji. Soalnya, bentuk komunikasi itu kian mendominasi pola hubungan masyarakat modern.

Ya, pokoknya pikir-pikir lagi dan lebih hati-hati saat lagi chatting-an (headways.com.mx)

Setidaknya, bersyukurlah buat kalian yang gak begitu memperhatikan tanda baca ini pas lagi chatting-an dengan siapa pun lewat aplikasi chatting. Ya, minimal kita jadi tau juga bahwa sebenernya ada beberapa hal yang perlu kita ketahui saat sedang chatting-an gengs. Oke.

Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"