Kalian tau gak kenapa aktor ganteng Nicholas Saputra jarang selfie? Soalnya, bang Nicholas pernah kan tuh mengunggah fotonya di akun Instagram-nya dan langsung menghapus setelah 24 jam.
Swafoto yang dilakukan bang Nicholas dilakukan pada momen Pemilu 2019 lalu. Nicholas tampak memotret dirinya sendiri sambil menunjukkan jari kelingking yang telah dicelupkan tinta tanda telah mencoblos.
Udah gitu, foto itu dia hapus gengs. Tapi, jejak digitalnya mah tetep ada.
Di luar bang Nicholas, kita-kita semua nih ... selalu melakukan selfie. Swafoto bahkan bisa dilakukan di mana aja, kapan aja. Bisa di rumah, atau pas lagi pergi ke suatu tempat.
Di samping itu, kita-kita juga pasti membagikan foto-foto kita itu di media sosial kita. Bener, kan?
Nah, ada hal yang harus kalian ketahui nih gengs. Terutama setelah penelitian tentang selfie ini dilakukan.
Seperti dikutip dari Liputan6.com, penelitian itu menyebutkan bahwa swafoto sebenarnya bikin orang kurang disukai, kurang sukses, tidak aman, dan kurang ramah. Hmm ....
Persepsi negatif ini bahkan meningkat ketika foto selfie itu cuma fokus sama penampilan fisik aja.
"Bahkan ketika 2 postingan memiliki konten yang serupa, seperti foto perjalanan, gaya yang ditampilkan menimbulkan perspektif yang berbeda," kata Chris Barry, seorang psikolog dari Washington State University.
Di sini, gaya yang dimaksud adalah foto tempat kita berpose. Sementara orang lain mengambil foto di sekeliling kita.
Temuan ini tergolong unik, karena sebagian besar penelitian tentang selfie sejauh ini berfokus pada kepribadian di balik postingan instagram. Dan bukan orang yang menilai mereka.
Penelitian ini juga berusaha menemukan hubungan antara narsisme dan swafoto. Tetapi, Barry berkata mereka tidak dapat menemukan apa pun. Kenapa?
Barry pun melakukan percobaan penelitian baru. Barry meneliti dua kelompok mahasiswa dari dua universitas terpisah. Dua kelomok itu diminta untuk mengisi kuesioner serta Barry mengakses unggahan Instagram terbaru mereka.
Setiap foto Instagram para partisipan kemudian dianalisis untuk menentukan apa foto selfie itu sekadar gambar hubungan, acara, kegiatan, atau prestasi. Para psikolog kemudian menyaring hasil untuk melihat apa ada elemen dari unggahan Instagram yang dapat mengarahkan pengguna lain untuk membuat penilaian secara cepat.
Secara keseluruhan, mereka yang sering mengunggah foto bergaya memberika kesan harga diri yang lebih tinggi. Sifat mereka pun ramah, sukses, dan disukai.
Sementara di lain pihak, foto selfie juga dinilai sebaliknya. Para peneliti berpendapat, foto dengan gaya yang lebih alami agar publik melihat orang yang ada dalam foto sama dengan cara mereka melihatnya di kehidupan nyata ....
Dengan kata lain, kepribadian mereka bisa terlihat dengan jelas, kurang dibuat-buat, dan lebih jujur.
Hmm ... apa pendapat kalian tentang penelitian ini?