Startup adalah perusahaan yang baru dirintis dan sedang dalam tahap pengembangan, masih banyak duit, dan sudah berbasis digital. Seiring dengan kemunculan startup di tanah air, mungkin kamu sering mendengar istilah Unicorn Decacorn dan Hectocorn.
Sebenarnya apa sih bedanya unicorn, decacorn, dan hectocorn? Yuk simak penjelasannya!
#Perbedaan Unicorn, Decacorn, dan Hectocorn
Ketika sebuah perusahaan rintisan mulai mendulang berbagai pencapaian dan nilai valuasi meningkat, maka akan ada beberapa “level yang dicapai, yaitu:
1. Unicorn
Istilah unicorn berasal dari spesies kuda putih mitologi dengan satu tanduk di dahi. Perusahaan yang dipegang Unicorn adalah bisnis yang nilai valuasinya telah mencapai $1 juta atau setara Rp14.091.400.000.
Hewan unicorn digunakan dalam konteks perusahaan rintisan karena sama dengan Unicorn, kehadiran perusahaan rintisan yang bisa mencapai nilai valuasi US$ 1 miliar cukup langka dan terdengar agak mustahil.
Julukan ini diperkenalkan oleh Aileen Lee, pendiri perusahaan investasi Cowboy Ventures dalam artikelnya yang berjudul “Welcome to the Union Club: Learning from Billion-Dollar Startups.”
Contoh perusahaan unicorn: Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan Ovo.
2. Decacorn
Decacorn merupakan gabungan dari kata “Deka” (Yunani) yang berarti angka 10 ditambah akhiran “Unicorn.” Sesuai dengan namanya, perusahaan level DECACORN merupakan perusahaan yang memiliki nilai valuasi 10 kali lipat dari Unicorn, yaitu setara dengan US$ 10 miliar atau setara Rp140.930.000.000.000.
Beberapa perusahaan Asia yang sudah mencapai level ini adalah touting (Bytedance), Dji Innovations, Grab, dan tujuh perusahaan lainnya.