Perusahaan VPN asal Belanda, Surfshark mengungkapkan jika Indonesia merupakan negara yang punya kasus kebocoran data terbanyak ke tiga di dunia. Hal ini tentunya terjadi semenjak adanya hacker Bjorka.
Menurut Surfshark, ada 108,9 juta akun yang telah dibobol sejak bulan Juli hingga September. Total keseluruhannya, 12 persen atau 13,3 juta korban kebocoran data berasal dari Indonesia.
Bahkan jumlah korban kasus kebocoran data ini meningkat 15 kali lipat dari kuartal sebelumnya (quarter-over-quarter atau QoQ).
"Menyusul banyak pelanggaran baru-baru ini, Indonesia melonjak dari posisi ke-8 ke posisi ke-3 berdasarkan jumlah pengguna QoQ yang dilanggar hanya dalam waktu tiga bulan, bahkan mengungguli Amerika Serikat," kata Surfshark dalam siaran persnya, dikutip Rabu (16/11/2022).
Ia juga menjelaskan jika kasus terparah ada di Indonesia, yakni 1,3 miliar nomor SIM yang dibocorkan oleh Bjorka.
"Pada Agustus 2022, 1,3 miliar nomor SIM teregistrasi rakyat Indonesia yang mengungkap nomor KTP, nomor telepon, nama penyelenggara telekomunikasi, dan lainnya diunggah secara online oleh peretas Bjorka," katanya.
Kasus ini membuat beberapa korban kebocoran data Indonesia pun melonjak hingga 1.370 persen di kuartal tersebut.
"Dalam 18 tahun terakhir, 49 dari setiap 100 pengguna internet Indonesia telah menjadi korban pelanggaran data," sambung perusahaan.
Laporan itu juga menyinggung kalau maraknya kasus kebocoran data di Indonesia membuat pemerintah mengesahkan undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP) pada 20 September 2022.
"Yang merupakan Undang-Undang perlindungan data komprehensif pertama di negara ini," sambungnya.
Adapun urutan negara dengan kebocoran data terbanyak di Q3 2022 yakni Rusia dengan 22,3 juta korban, Prancis 13,8 juta, Indonesia 13,3 juta, AS 8,5 juta, dan Spanyol 3,9 juta. Lalu di bawahnya ada China, Brazil, Taiwan, Portugal, dan India.