Ezequiel Pereira, seorang remaja asal kota Montevideo, Uruguay ini memang bukan remaja sembarangan. Ia berhasil meraup puluhan ribu dollar AS, atau sekitar ratusan juta rupiah, karena berhasil melaporkan celah keamanan (bug) dalam sistem internal Google.
Pereira melaporkan bug dalam sistem Google ini untuk yang kelima kalinya. Karena hadiahnya cukup fantastis, remaja ini tak ragu untuk mendaftar beberapa beasiswa di AS. Namun sayangnya, belum ada satupun universitas yang menerimanya.
Google sempat mengajak Pereira untuk mendiskusikan bagaimana Pereira menemukan celah keamanan tersebut. Google belum membocorkan cerita di baliknya, namun ternyata pemuda ini telah mengenal dunia pemrograman sejak usia 11 tahun ketika ia mendapat komputer pertamanya.
Ia terus belajar ilmu pemrograman secara autodidak karena ia tak mendapatkannya di sekolah. Ia juga telah mengikuti berbagai kontes koding, salah satunya adalah kontes yang membawanya berkeliling ke markas Google di California, Amerika Serikat.
Kini ia menerima tawaran dari beberapa perusahaan teknologi dan video gim untuk menemukan bug di sistem internal mereka.
Google sendiri berharap hadiah yang diterima Pereira bisa memacu 'etchical hacker' atau hacker putih macam Pereira untuk melaporkan bug di program mereka, ketimbang menjualnya ke pihak berwenang. Sementara Pereira pn ingin mengajak teman-temannya begabung dalam perburuan bug itu.
Pereira terus mendorong temannya, mereka tertarik namun tak begitu paham katanya. Tapi menurutnya, semua orang bisa mempelajarinya.