"Habis salat subuh, Mama saya salat subuh. Mama manggil, 'Ini Clerence detak jantungnya sudah mulai turun.' Jadi kan ada (detak jantung) 80 ke 100 dari 50 ke 0 itu setengah jam, itu sakaratul mautnya kita menemani. Bersyukur kita bisa menemani," kenang Rio Alief.
"4.15 WIB (18 Oktober) kebangun, napas (Clerence) pelan banget. Sampai 4.45 WIB-lah sampai saya (bicara ke Clerence), 'Ya sudah kalau capek kita sudah ikhlas. Kalau kamu sudah capek kita ikhlas.' Itu momen terberat," bebernya.
Kepergian Clerence Chyntia Audry memang meninggalkan duka mendalam karena usianya yang masih terlalu muda. Rio Alief NOAH mengungkapkan bahwa seharusnya sang istri dijadwalkan menjalani operasi, namun ternyata Tuhan berkehendak lain.