Menikah di usia yang masih terlalu muda tentu saja dapat mengakibatkan perceraian. Namun menunggu terlalu lama, bisa jadi sama bermasalahnya. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tren perceraian sedang berubah. Memangnya, berapa sih usia ideal untuk menikah? Apa pengaruhnya usia dengan pernikahan?
Usia Ideal Menikah Menurut Teori Goldilocks
Menurut Carrie Krawiec, terapis pernikahan dan keluarga di Birmingham Maple Clinic di Troy, Michigan, usia ideal untuk menikah, dengan kemungkinan perceraian paling kecil dalam lima tahun pertama, adalah 28 hingga 32 tahun.
Teori ini disebut ‘teori Goldilocks’, idenya adalah bahwa orang-orang pada usia ini tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.
Krawiec menjelaskan bahwa orang-orang harus “cukup tua” untuk memahami perbedaan antara kecocokan sejati dan cinta monyet, namun “cukup muda” sehingga mereka tidak saklek dengan cara hidup mereka sendiri, dan mau melakukan penyesuaian terhadap kebiasaan dan gaya hidup orang lain.
Setelah usia 25 tahun, ada tingkat kedewasaan tertentu yang dicapai seseorang, sehingga kemungkinan besar mereka akan berhasil dalam pernikahannya.
Dari sudut pandang ilmiah, lobus frontal adalah bagian terakhir dari otak yang mengalami kematangan, dan kematangan tersebut dapat terjadi pada usia 25 atau bahkan 30 tahun. Keputusan hidup yang dibuat sebelum usia 25 tahun dapat menjadi masalah karena keputusan tersebut dibuat tanpa kemampuan yang berkembang sepenuhnya untuk menyelaraskan perilaku moral dan etika.
Dengan kata lain, pernikahan remaja dan pernikahan sangat muda biasanya ditakdirkan untuk gagal. Secara statistik, seseorang yang menikah pada usia 25 tahun memiliki kemungkinan 50 persen lebih kecil untuk bercerai dibandingkan seseorang yang menikah pada usia 20 tahun.
Akhir usia 20-an dan awal 30-an adalah saat karier profesional seseorang mulai berperan dan keuangan dapat diatur. Sehingga dari segi finansial, pernikahan bisa jadi lebih masuk akal dan mudah dijalani.