“COVID menyoroti mobilitas mikro sebagai layanan transportasi penting, mengisi layanan transit yang berhenti atau di mana ada celah dan membantu pekerja untuk tetap bekerja,” kata Direktur Eksekutif Asosiasi Bikeshare, Samantha Herr, dilansir dari World Economic Forum (WEF) yang dikutip dari New York Times, Sabtu (20/3/2021).
Selain itu, penjualan e-bike pun meningkat tajam di Eropa. Menurut organisasi bersepeda di Eropa yang dikutp dari Forbes, di tahun 2030 nanti prediksinya penjualan sepeda bakal terus bertambah 47 persen lebih besar dari tahun 2019.
Perkiraannya menunjukkan kalo jumlah penjualan sepeda elektronik setiap tahun di Eropa bakal meningkat sekitar 3,7 juta di tahun 2019, menjadi 17 juta di 2030. Kalo prediksi tersebut akurat, itu artinya ada dua kali lebih banyak sepeda yang bakal didaftarkan per tahun di Uni Eropa.
Meski begitu, WEF menyorot ada potensi masalah misalnya benturan antara pengguna sepeda tradisional dengan yang e-bike saat di jalan. Lalu Manajer Umum Konfederasi Industri Sepeda Eropa (CONEBI), Manuel Marsilio juga bilang kalo pertumbuhan e-bike hanya terjadi saat lingkungan pertarungan yang tepat dan strategi industri yang jelas di seluruh Uni Eropa maupun sekitarnya.
Maka itu, pihak CONEBI mengingatkan infrastruktur jalur buat sepeda mesti jadi perhatian. Kota-kota kayak Kopenhagen misalnya, mereka udah memiliki lokasi pro-sepeda karena membatasi pergerakan mobil hingga insentif keringanan pajak buat yang bersepeda.
Itu sebabnya, dengan peningkatan penjualan e-bike, mungkin perlu adanya kolaborasi antara pihak swasta dalam menciptakan regulasi biar lingkungan bersepeda menjadi lebih aman. Nggak lupa buat mengaktifkan jalur berbagi sepeda serta adanya akses ke titik pengisian daya kalo diperlukan.