Sudah Menggeluti Basket Sejak SMA
Brandon Jawato (Mainbasket.com)
Di sekolahnya tersebut, Brandon ambil bagian di tim basket. Dan saat itu, dia disebut-sebut jadi pemain yang paling menonjol di antara rekan-rekannya.
Menjalani masa SMA dari pemain junior hingga senior membikin ban kapten berada di lengannya. Jabatan ini ia emban saat menjalani tahun terakhirnya di sekolah.
Saat menjalani liga antar SMA, Brandon memiliki catatan gemilang dengan rata-rata 21.5 poin per gim, 8.5 rebound per gim, dan 1.5 assist per gim. Alhasil, dia keluar sebagai MVP.
Usai lulus SMA, Brandon melanjutkan pendidikan kuliah ke Hawai'i Pacific University. Dan tentu saja, di kampus dia kembali melanjutkan petualangannya sebagai pebasket.
Di tahun pertama, dia tak langsung masuk skuat utama Hawai' Pasific Sharks Basketball. Dia baru memulai pada 2011 alias tahun kedua lantaran alasan yang tak dirinci dari sejumlah artikel yang kumparan temukan.
Nah, saat memasuki tahun kedua di kampus, Brandon langsung masuk ke tim utama. Kendati terbilang baru, dia sudah mendapat kepercayaan dari sang pelatih lantaran menit bermainnya.
Masih di musim pertamanya, Brandon juga pernah mendapat gelar individu. Ketika itu, Januari 2013, ia mendapat Big West Player of the Week.
Namun demikian, kegemilangan Brandon tak berlanjut di tahun kedua dan tahun ketiga. Sebab, berkurangnya menit bermain membikin performanya juga menurun.
Selepas kuliah, dia akhirnya pulang ke Indonesia. Pada 2015, dia bergabung dengan salah satu klub basket Indonesia, Pelita Jaya.
Pada musim 2016, Brandon sukses membawa Pelita Jaya sampai ke partai puncak. Sayangnya, Brandon dan kolega gagal membawa juara lantaran kalah dari CLS Knight Surabaya.
Karirnya Sempat memudar karena terbentur regulasi
Memasuki tahun kedua di Pelita Jaya, masa-masa keemasan Brandon kudu luntur karena benturan regulasi. Pada 2017 dan 2018 IBL menyatakan bagi klub yang sudah memiliki pemain naturalisasi, hanya diberikan kesempatan untuk memilih satu pemain asing.
Alasannya, IBL mengeluarkan kebijakan bahwa pemain naturalisasi sama dengan pemain asing.
Lewat peraturan tersebut, Brandon tak bisa turun ke lapangan. Dua musim membikin dia hanya menghabiskan waktu latihan dan berada di bangku cadangan saat rekan-rekannya bertanding.
Pada 2018, Brandon sempat pulang ke Amerika. Dan pada tahun yang sama, dia memberikan kejutan karena bergabung dengan CLS untuk berlaga di ABL.
Nah, bersama CLS, pemain 193 sentimeter ini sukses membawa timnya juara. Dan ini jadi gelar pertama Brandon sebagai pemain profesional.
Tahun berganti, Brandon juga berganti klub. Di musim 2019, dia bermain untuk klub baru di IBL, Louvre Surabaya.
Baru sebentar menjadi pemain Louvre, Brandon dipanggil ke Indonesia Patriot. Tim yang disebut belakangan juga jadi bagian di IBL untuk persiapan menuju Piala Dunia Basket.
Namun demikian, status Brandon sebagai Warga Negara Indonesia belum lagi sah. Sebab, sepanjang keikutsertaan di liga basket Indonesia, dia disebut-sebut pemain naturalisasi.
Brandon akhirnya bisa bermain bebas
Brandon Jawato (Brilio.net)
Barulah pada 12 November 2020, Brandon resmi menjadi WNI. Ketika itu, bersama salah satu pesepak bola asal Persija, Marc Klok, keduanya menjalani prosesi sumpah kewarganegaraan.
Seperti yang dilansir dari Kumparan.com, gak lama setelahitu, Brandon langsung masuk ke Timnas Basket Indonesia. Mentas di ajang Kualifikasi FIBA Asia Cup 2021, ia memulai debut pada pekan lalu saat bertemu Thailand.
Debut Brandon mengesankan. Ia menjadi pencetak poin terbanyak Indonesia (22 poin). Selain itu, dia juga mencetak 8 rebound, 8 assist, 7-7 free-throw shooting.
Masuk daftar 5 pemain terbaik Window 2
Performa apiknya tak cuma membawa Indonesia menang. FIBA juga kemudian memasukkan Brandon ke dalam daftar 5 pemain terbaik Window 2 Kualifikasi FIBA Asia Cup 2021.
Brandon masuk ke dalam daftar ini bersama empat pemain lainnya, yakni Dwight Ramos (Filipina), Mohamed Ebrahim (Bahrain), Behnam Yakhchali (Iran), dan Abdulrahman Saad (Qatar).
Nah jadi itu sosok Brandon Jawato gengs. Gimana nih menurut kalian?