Beberapa cerita juga menghampiri ketiganya di sana, mulai dari bertemunya DJ Domdom dengan piringan hitam dari Yanti Bersaudara hingga kedatangan produser-produser lokal di sela-sela penampilan mereka dan kemungkinan kolaborasi di masa mendatang.
"Sampai di sana diterima dengan baik. Manggungnya di dalam situ (Platypus Record Shop), enggak terlalu besar, tapi produser-produser lokal tuh pada datang. Mereka benar-benar ngangguk-ngangguk, suasananya sangat intimate," ungkap Yacko.
"Dan di situ kami lebih berjejaring lagi, lebih ngobrol lagi, tukar-tukaran informasi, berpikir akan terjadi kolaborasi and hopefully there’s gonna be a collaboration in the future. Bahkan saat kita manggung, mereka live record bikin mixtape gitu," imbuhnya.
Babel Music XP jadi titik terakhir dari perjalanan Yacko dan Tuan Tigabelas bersama DJ Domdom. Dalam festival tersebut, Yacko tidak hanya menjajal panggung musik saja. Dia juga turut mengisi sesi seminar bertajuk Different Viewpoints: Equal Access for All Genres in the Music Industry.
Dalam seminar itu, Yacko berkesempatan untuk hadir di tengah perempuan-perempuan pelaku industri lainnya seperti Alexandra Archetti Stolen (Oslo World), Maud Gari (Le LABA) dan Germaine Kobo (Arts & Musiks du Monde), yang disusul dengan beberapa sesi interview bersama media-media setempat.
Menuju panggung utama di Babel Music XP, Yacko dan Tuan Tigabelas bersama DJ Domdom didapuk sebagai penampil penutup yakni pukul 00.45 waktu setempat. Ketiganya sempat khawatir apakah masih ada sisa penonton yang menyaksikan mereka.
Namun nyatanya segala kekhawatiran itu hilang seketika saat lagu pertama mulai mereka bawakan. Secara berangsur, penonton memadati depan panggung dan tetap di sana hingga akhir set mereka dan ikut melompat bersama. Terhitung, 400 lebih penonton yang hadir.