Teddy Adhitya membuat gebrakan baru dalam karier bermusiknya setelah merilis album penuh ketiganya bertajuk 'Semua, Semua' pada 24 Agustus. Album yang dirilis tepat empat tahun sejak album terakhirnya, Question Mark ini jadi sebuah fase baru di perjalanan bermusik bagi penyanyi 32 tahun itu.
Selain jadi album penuh ketiga di diskografi, seluruh lagu dalam album Teddy dibuat full berbahasa Indonesia. Pencapaian ini cukup monumental mengingat dua album sebelumnya, Teddy Adhitya menggunakan bahasa Inggris. Ini pun jadi ajang pembuktian bagi Teddy dengan materi-materi barunya.
"Ini album pertama berbahasa Indonesia gue yang dalam pengerjaannya gue pun banyak terkejut sama diri sendiri, dari cara penulisan dan keberanian gue untuk menulis lagu-lagu ini, keberanian untuk mengeksplorasi sisi baru dari gue," ungkap Teddy Adhitya.
Terkait pemilihan judul, pengulangan kata 'semua' diambil dari bagaimana Teddy menganggap kata sederhana itu bisa menggambarkan seluruh bentuk emosi dalam lagu-lagu di dalamnya. Sementara untuk tema besar dari albumnya, Teddy sepakat bahwa 'cinta' dan 'romantisisasi' adalah jawabannya.
"Album ini dan seluruh isinya adalah bentuk romantisisasi dari semua bentuk emosi, semua bentuk perasaan, semua bentuk pengalaman yang diromantisisasi melalui kata-kata dan kalimat menjadi sebuah lagu dan melodi," sambung Teddy.
Total ada 12 lagu yang terdapat dalam album Semua, Semua, mulai dari 'Seperti Setiap Hari' yang sudah dirilis lebih dulu. Lalu ada lagu 'Kini', 'Takkan Berpaling', 'Sumpah Mati', 'Kembalikanku', hingga 'Arah' yang berkolaborasi dengan Kunto Aji.
Teddy Adhitya pun memilih lagu 'Caraku, Caramu' sebagai focus track. Di mana, penyanyi sekaligus pencipta lagu asal Yogyakarta ini menilai lagu tersebut yang dari segala aspek dianggap paling mewakili keseluruhan materi di dalam albumnya.