Alasan Mengapa Budaya Korea Populer di Indonesia, Ternyata Karena Ini

Alasan Mengapa Budaya Korea Populer di Indonesia, Ternyata Karena Ini
Para Hallyu star (mb.com.ph)

2. Restrukturisasi chaebol Korea

Chaebol Korea adalah konglomerat yang sangat beragam yang beroperasi di setiap sektor ekonomi mulai dari pembuatan chip hingga pembuatan kapal. Krisis keuangan Asia memaksa chaebol ini untuk merestrukturisasi model bisnis mereka dengan mendivestasikan banyak unit bisnis mereka dan berkonsentrasi pada kompetensi inti mereka. 

Hal ini pada gilirannya membuka pasar secara internal dan memberi pemain kecil lainnya peluang besar untuk menjelajah ke berbagai bisnis. Lebih banyak wirausahawan muncul dari krisis dengan berani karena adanya peluang. Korea menyadari bahwa itu bergantung pada chaebol – jika mereka gagal, negaranya akan gagal. Presiden Kim Dae-Jung mendorong teknologi informasi dan budaya populer sebagai dua pendorong utama untuk masa depan Korea. Teknologi akan menciptakan industri baru di atas manufaktur tradisional yang menjadi sandaran Korea sejak bangkit dari kemiskinan dan terindustrialisasi, dan budaya populer dapat menjadi produk ekspor penting yang bernilai miliaran dolar – sementara itu akan membantu mengubah citra Korea.

3. Peningkatan branding di bidang teknologi

Kantor Samsung di Korea Selatan (blibli.com)

Samsung adalah salah satu chaebol Korea yang paling menonjol, dan implikasi dari krisis 1997-98 melahirkan dorongan yang meningkat untuk internasionalisasi oleh perusahaan dan pemiliknya saat mereka mencari pertumbuhan baru di luar Korea. Samsung dan kebangkitannya sejak saat itu telah menjadi contoh yang menonjol tentang bagaimana perusahaan Korea mendapatkan keuntungan dari minat global terhadap apa itu Korea dan apa yang ditawarkan negara tersebut.

Beberapa chaebol besar Korea seperti Samsung dan LG telah memulai perjalanan branding mereka pada pertengahan 1990-an. Ada peningkatan penekanan pada kualitas, desain dan pemasaran dan branding dalam skala global. Keterampilan ini juga menular ke berbagai sektor ekonomi lainnya. Secara kolektif, ada dorongan yang meningkat untuk meningkatkan kualitas secara keseluruhan untuk menyediakan barang-barang unggulan ke pasar dunia.

4. Larangan undang-undang sensor

Undang-undang sensor Korea melarang pembuat film dan artis lain menampilkan banyak topik yang dianggap kontroversial. Ini telah mengekang kemandirian kreatif mereka untuk waktu yang lama. Pada tahun 1996, mahkamah konstitusi Korea melarang penyensoran ini dan membuka rentetan topik untuk dijelajahi para seniman. Langkah ini memberikan peluang dan kemandirian yang sangat besar bagi generasi muda Korea yang bersemangat untuk mengekspresikan ide-ide yang lebih baru dan lebih berani melalui sinema dan musik. Banyak pembuat film berpengaruh bangkit selama periode ini.

5. Peningkatan fokus pada infrastruktur

Pemerintah Korea telah dan sedang menghabiskan dana yang signifikan untuk mengembangkan infrastruktur Internet berteknologi tinggi karena percaya bahwa setiap warga negara Korea akan mendapat manfaat dari terhubung ke dunia global. Selain itu, Korea adalah salah satu dari sedikit negara di dunia yang menginvestasikan dananya ke dalam start-up negara tersebut. Pada tahun 2012, dana pemerintah mencapai lebih dari 25 persen dari semua uang modal ventura yang disalurkan di Korea. Sepertiga dari semua modal ventura di Korea dihabiskan untuk industri hiburan.

Hallyu telah tumbuh secara konsisten dan eksponensial sejak tahun 1999, ketika ia muncul sebagai fenomena budaya utama. Namun pertumbuhan gelombang ini tidak sepenuhnya spontan dan tidak terencana. Lima faktor utama yang dibahas di atas membentuk lingkungan budaya Korea, yang menyebabkan lahirnya gelombang Korea baik di Indonesia maupun di dunia. Dengan cara yang sama, pertumbuhan dan popularitas gelombang ini yang berkelanjutan telah dikelola dengan baik oleh semua pemangku kepentingan utamanya.

Nah, sekarang jelas sudah kan mengapa budaya Korea populer di Indonesia? Semua diawali dari beberapa gebrakan yang dilakukan pemerintahnya di bidang ekonomi, teknologi, dan kebijakan lainnya. Wah, keren banget sih! Semoga Indonesia belajar dari negara Korea Selatan ya!



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"