Mengapa budaya Korea populer di Indonesia? Pertanyaan itu sering dilontarkan anak yang lahir tahun 2000 ke atas. Wajar sih, soalnya mereka memang tak merasakan sejarah awal mulanya. Seperti yang kita tahu, gelombang budaya Korea atau Hallyu telah menjadi berkah bagi Korea, bisnis, budaya, dan citra negaranya. Sejak awal 1999, Hallyu telah menjadi salah satu fenomena budaya terbesar di Asia.
Efek Hallyu sangat luar biasa, menyumbang 0,2% dari PDB Korea pada tahun 2004, berjumlah sekitar USD 1,87 miliar. Baru-baru ini pada tahun 2019, Hallyu diperkirakan telah meningkatkan ekonomi Korea sebesar USD 12,3 miliar.
Selama dua dekade terakhir, Korea Selatan menjadi sangat kaya dan sangat futuristik. Pada tahun 1965, PDB per kapita Korea lebih kecil dari Ghana. Saat ini, Korea Selatan adalah ekonomi terbesar ke-12 di dunia.
Asal usul Kepopuleran Budaya Korea di Indonesia dan Dunia
Asal-usul Hallyu dikaitkan dengan beberapa film dan drama TV yang dirilis pada tahun 1999. “Swiri”, sebuah film inspiratif tentang spionase Korea Utara/Korea Selatan yang dirilis pada tahun 1999, memberikan Hallyu wajah publik karena menjadi sangat sukses di negara-negara Asia Tenggara. Kemudian diikuti sebuah drama berjudul “Autumn in my heart” pada tahun 2000 yang menopang kegembiraan yang diciptakan oleh Swiri.
Lalu muncul film "My Sassy girl" pada tahun 2001 dan drama "Winter Sonata" pada tahun 2004. Semua ini menjadi sangat populer tidak hanya di Korea tetapi juga di Singapura, Jepang, Taiwan, Hong Kong, China, Vietnam, bahkan Indonesia. Kesuksesan produk hiburan ini menciptakan desas-desus yang luar biasa tentang meledaknya popularitas budaya Korea. Sumber media regional cukup cepat menangkap isyarat dan secara kolektif mengumumkan kelahiran Hallyu.
Meskipun ini adalah wajah publik Hallyu, asal-usul sebenarnya ternyata sangat jauh terjadi di masa lalu. Lima faktor utama yang memberikan kontribusi besar terhadap evolusi gelombang Korea adalah:
1. Pencabutan larangan perjalanan ke luar negeri untuk warga Korea lokal
Mungkin faktor terpenting yang akhirnya memberi jalan bagi Hallyu adalah keputusan Pemerintah Korea di awal 1990-an untuk mencabut larangan perjalanan ke luar negeri untuk warga Korea. Ini memberi jalan bagi sejumlah orang Korea untuk menjelajahi dunia barat, terutama AS dan Eropa.
Banyak yang menempuh pendidikan di negara-negara ini dan yang lain memulai karir mereka di perusahaan ternama di Eropa dan AS sebelum kembali ke Korea pada akhir 1990-an. Orang-orang Korea berpendidikan barat ini membawa serta perspektif baru dalam berbisnis, seluk-beluk dan interpretasi baru terhadap seni, sinema, dan musik, serta bentuk ekspresi yang inovatif. Ini melahirkan sekumpulan besar talenta segar, muda, dan berkualifikasi tinggi yang menunggu untuk menjajaki peluang di Korea.