Vitamin D juga memengaruhi jalur serotonin, kata Penckofer. Hormon ini melakukan segalanya mulai dari mengatur mood hingga tidur, dan nafsu makan hingga keterampilan motorik menurut Stanford University.
Penckofer menulis bersama sebuah makalah yang diterbitkan pada bulan September 2017 di Journal of Diabetes Research yang menemukan bahwa suplemen vitamin D meningkatkan mood wanita dengan diabetes tipe 2.
Kelompok yang berada pada risiko tinggi untuk depresi, catatan Mayo Clinic. Mereka juga berada di antara kelompok yang berisiko lebih tinggi mengalami defisiensi vitamin D. Entah itu karena depresi, perjuangan citra tubuh, atau tidak aktif.
Suasana hati, pola makan dan gaya hidup, dan status vitamin D semuanya terkait erat. Vitamin D yang rendah dapat memicu suasana hati yang rendah, membuatnya lebih sulit untuk tidur. Tidak cukup tidur, memiliki diet berkualitas rendah, dan tidak aktif dapat berkontribusi pada suasana hati yang rendah.
Suasana hati yang rendah dari vitamin D dapat membuat seseorang lebih kecil kemungkinannya untuk aktif, kata Penckofer. Dan tidak aktif dapat memicu lingkaran setan yang selanjutnya berkontribusi pada suasana bad mood.
Studi lain, yang diterbitkan pada September 2018 di The Lancet Psychiatry, menemukan bahwa semua jenis olahraga - mulai dari berjalan kaki hingga bersepeda - dikaitkan dengan peningkatan kesehatan mental.
Menurut Mayo Clinic, olahraga meningkatkan endorfin, menghilangkan stres, membuatmu percaya diri, dan dapat memberikan interaksi sosial.
Meningkatkan status vitamin D dapat meningkatkan suasana hati. Vitamin D juga dapat secara mandiri menawarkan manfaat bagi kesehatan fisik. Sebuah studi yang diterbitkan pada bulan Juli 2018 dalam Journal of Orthopaedic Science menemukan bahwa untuk orang lanjut usia, berolahraga dan mengonsumsi suplemen vitamin D masing-masing dengan sendirinya membantu meningkatkan massa otot dan fungsi fisik.
Saking banyaknya fungsi vitamin D, mulailah keluar dipagi hari dan makan makanan yang mengandung vitamin D ya gengs...