Komponen akar jahe dapat mengiritasi selaput lendir saluran pencernaan. Untuk itu, minum jahe tidak dianjurkan untuk orang yang memiliki lesi gastrointestinal erosif-ulseratif atau inflamasi.
Lebih lanjut, menurut Pusat Nasional untuk Kesehatan Komplementer dan Integratif AS (NCCIH), orang-orang dengan penyakit batu empedu juga harus berhati-hati saat minum jahe karena dapat meningkatkan aliran empedu. Sementara bagi penderita diabetes dan sudah minum obat, jahe berpotensi mengganggu pengobatan.
Bagi ibu hamil, meskipun minum jahe dapat membantu mengatasi mual di pagi hari, penting untuk berbicara dengan dokter sebelum mengonsumsinya setiap hari karena setiap kehamilan berbeda. Meski sebuah studi di 2013 yang melibatkan 1.020 ibu hamil menemukan bahwa minum jahe selama kehamilan tidak meningkatkan risiko sejumlah kondisi kesehatan.
Kondisi kesehatan yang dimaksud antara lain kelahiran mati, berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, serta skor Apgar rendah, yang merupakan tes untuk memeriksa detak jantung, tonus otot, dan tanda-tanda lainnya pada bayi baru lahir. Kendati demikian, ibu hamil tetap harus berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan sebelum minum jahe secara rutin.