Seringkali, perlakuan kepada orang lain itu bisa melukai dan menyakitkan. Apalagi kepada orang yang terindikasi suicide hope. Mereka yang patah semangat dalam hidup membutuhkan dukungan besar dari orang terdekatnya.
Peneliti dari Universitas Michigan mempunyai gagasan cemerlang untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Program penelitian dilakukan dengan meneliti remaja yang dirawat di rumah sakit selama seminggu. Remaja-remaja yang dirawat punya pikiran untuk mengakhiri hidupnya. Selama satu minggu, peneliti mendampingi dan menenangkan remaja tersebut.
Pihak yang penting serta bisa meminimalisir kemungkinan melukai diri sendiri adalah orang tua, kerabat dekat, pendamping dan guru.
Penelitian lain yang dilakukan selama bertahun-tahun menyimpulkan bahwa remaja yang punya keinginan untuk mengakhiri hidupnya tidak mempunyai hubungan yang hangat dengan orang terdekatnya. Sehingga pada akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri usia.
Meskipun itu bukan satu-satunya alasan. Tetapi para ahli kesehatan menemukan bahwa kedekatan dan dukungan sosial yang minim menyebabkan hopeless.
Seseorang yang punya keinginan untuk bunuh diri seringkali susah mengungkapkan keinginan, harapan dan tujuan hidup. Untuk mengembalikan ketiganya, dibutuhkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya.
Menurut Cheryl King, PhD yang dikutip dari Healthine.com, tidak mudah untuk menemukan cara dalam membantu remaja mengatasi keinginan bunuh diri.
Berdasarkan studinya, profesor psikiatri dan psikologi tersebut terdapat faktor yang melatarbelakangi keinginan remaja untuk mengakhiri hidupnya. Salah satunya, mereka merasa jadi orang yang buruk dan melakukan kesalahan.
Berdasarkan studinya tersebut, background remaja menjadi hal penting. Remaja membutuhkan orang dekat yang bisa dihubungi kapan pun ketika merasa down. Orang terdekat, termasuk keluarga dan pendamping, baiknya bisa menjadi pendengar yang baik dan meminimalisir hal negatif yang bisa dilakukan survivor.
Hal yang bisa dilakukan mungkin hanya sedikit pengaruhnya. Namun, pengaruh tersebut bernilai positif. Meskipun hidup adalah pilihan dan bercabang, tetapi usaha positif perlu dilakukan.
Menurut Paul Giofindo dalam studi yang sama, harus ditawarkan harapan baru untuk meminimalisir subyek yang terindikasi berkeinginan bunuh diri.
Dari penjelasan Giofindo diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa harapan hidup bisa ditumbuhkan. Harapan hidup juga mempunyai peran dalam semangat menentukan pilihan, tujuan dan kebahagiaan.
Faktanya, menurut Giofindo, dukungan ekstra adalah bentuk atau cara dalam menumbuhkan harapan. Ia menyarankan bahwa orang-orang terdekat dari survivor bunuh diri mesti memberikan perhatian lebih serta dukungan positif.
Mary Alvord, PhD juga menambahkan, berbicara dan sharing dengan orang lain bisa berpengaruh besar dalam menjalani hidup. Jika tidak mempunyai harapan dan berkeinginan melakukan hal negatif, maka dukungan sosial bisa membantu merasa lebih baik.