Para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Washington telah menemukan bahwa ketika tiba waktunya untuk beradaptasi dengan situasi yang menantang, lalat buah tidur. Penemuan ini memberi penerangan baru tentang bagaimana tidur dapat digunakan sebagai alat untuk mengatasi keadaan sulit.
"Kita tahu bahwa tidur terlibat dalam kreativitas dan wawasan," kata penulis senior studi Dr. Paul Shaw.
"Pernahkah kamu tidur ketika ada masalah, dan ketika kamu bangun kamu telah menemukan jawabannya? Kecemasan membuat orang terjaga di malam hari, tetapi jika menemukan diri sendiri berada di lingkungan yang berbahaya, atau dalam situasi yang tidak tahu cara menanganinya, tidur mungkin adalah apa yang kamu butuhkan untuk menanggapinya secara efektif," lanjut Paul.
Pola tidur lalat buah sangat mirip dengan yang ada pada manusia. Bayi lalat membutuhkan banyak tidur, tetapi membutuhkan lebih sedikit tidur saat mereka bertambah tua. Lalat buah menjadi waspada di bawah pengaruh kafein, namun mengantuk di bawah pengaruh antihistamin.
Semua kesamaan ini menunjukkan bahwa kebiasaan tidur lalat buah dapat digunakan untuk memprediksi kebiasaan tidur manusia.
Dalam upaya untuk menyelidiki hubungan antara keadaan sulit dan tidur, para peneliti mengambil kemampuan terbang di beberapa lalat buah.
Jika bayi lalat tidak mengembangkan sayapnya di setengah jam pertama setelah muncul dari tahap kepompong, sayap mereka tidak berkembang dengan baik.