Apa Itu Emotional Eating dan Bagaimana Cara Menghentikannya?

Apa Itu Emotional Eating dan Bagaimana Cara Menghentikannya?

Kita tidak selalu makan hanya untuk memuaskan rasa lapar fisik. Banyak dari kita juga beralih ke makanan untuk kenyamanan, menghilangkan stres, atau untuk menghargai diri sendiri. 

Dan ketika kita melakukannya, kita cenderung mengonsumsi junk food, makanan manis, dan makanan lain yang menenangkan namun tidak sehat. Kamu mungkin membeli satu kotak es krim saat merasa sedih, memesan pizza jika kamu bosan atau kesepian, atau mampir ke drive-through setelah hari yang melelahkan di tempat kerja.

Makan emosional adalah menggunakan makanan untuk membuat diri kita merasa lebih baik—untuk memenuhi kebutuhan emosional, bukan untuk memenuhi kebutuhan perut. Sayangnya, makan secara emosional tidak menyelesaikan masalah emosional. Faktanya, hal itu biasanya membuatmu merasa lebih buruk. Setelah itu, tidak hanya masalah emosional awal yang tersisa, tetapi kamu juga merasa bersalah karena makan berlebihan.

Bagaimana cara menghentikannya?

Penyebab Umum Makan Emosional

Siklus emotional eating (helpguide.org)

Sebelum mencari cara untuk menghentikannya, kita perlu tahu dulu apa yang menyebabkan diri kita makan secara emosional. Berikut ini penyebab emotional eating:

1. Stress. Pernahkah kamu memperhatikan bagaimana stres membuatmu lapar? Ketika stres bersifat kronis, seperti yang sering terjadi di dunia yang kacau dan serba cepat, tubuhmu memproduksi hormon stres, kortisol, dalam jumlah tinggi. Kortisol memicu keinginan untuk makan makanan asin, manis, dan gorengan—makanan yang memberimu ledakan energi dan kesenangan. Semakin banyak stres yang tidak terkendali dalam hidup, semakin besar kemungkinanmu beralih ke makanan untuk meredakan emosi.

2. Mengisi emosi. Makan bisa menjadi cara untuk membungkam atau “meredakan” emosi tidak nyaman untuk sementara, termasuk kemarahan, ketakutan, kesedihan, kecemasan, kesepian, kebencian, dan rasa malu. Saat kamu membuat dirimu mati rasa dengan makanan, kamu dapat menghindari emosi sulit yang tidak ingin kamu rasakan.

3. Kebosanan atau perasaan hampa. Kamu mungkin makan sekadar untuk melakukan sesuatu, menghilangkan kebosanan, atau sebagai cara mengisi kekosongan dalam hidup. Saat ini, hal itu dapat membuatmu kenyang dan mengalihkan perhatianmu dari perasaan tidak memiliki tujuan dan ketidakpuasan terhadap hidupmu.

4. Kebiasaan masa kecil. Pikirkan kembali kenangan masa kecilmu tentang makanan. Apakah orang tuamu menghargai perilaku baikmu dengan es krim, mengajakmu makan pizza saat kamu mendapat nilai rapor yang bagus, atau menyajikan manisan saat kamu merasa sedih? Kebiasaan ini sering kali terbawa hingga dewasa.

5. Pengaruh sosial. Berkumpul bersama orang lain untuk makan adalah cara yang bagus untuk menghilangkan stres, namun juga dapat menyebabkan makan berlebihan. Sangat mudah untuk makan berlebihan hanya karena makanannya ada atau karena semua orang sedang makan. Kamu mungkin juga makan berlebihan dalam situasi sosial karena gugup. Atau mungkin keluarga atau teman-temanmu mendorongmu untuk makan berlebihan, dan lebih mudah untuk ikut serta dalam kelompok.

Cara Mengatasi Emotional Eating



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"