7 Mitos Menstruasi yang Masih Beredar Sampai Saat Ini, Mulai dari Berenang sampai Menular, Benarkah?

7 Mitos Menstruasi yang Masih Beredar Sampai Saat Ini, Mulai dari Berenang sampai Menular, Benarkah?

"Minum soda aja, biar mensnya deres jadi cepet selesai." Pernah dengar saran semacam ini, Ladies? Nampaknya, mitos seputar menstruasi masih banyak beredar di masyarakat dan dipercaya kebenarannya, khususnya di kalangan remaja yang baru saja mengalami menstruasi. 

Pernyataan tadi baru satu mitos, belum yang lain. Meski terkadang tak berbahaya, tapi informasi yang salah perlu diluruskan. Tujuannya, agar kita tahu bagaimana mengatasi keluhan menstruasi dengan tepat, juga kapan harus waspada bila ada kejadian tak wajar.

Berikut ini adalah mitos seputar menstruasi yang perlu kita tahu:

1. Soda menambah deras menstruasi

Faktanya adalah salah. Ternyata, soda malah dapat membuat PMS (pre menstrual syndrome) bertambah buruk. Kandungan kafein dalam minuman bersoda mampu meningkatkan tekanan darah, sakit kepala lebih parah, dan nyeri punggung bawah. Jika ingin menstruasi lebih lancar, minumlah cukup air putih, olahraga, dan makan makanan yang sehat.

7 Mitos Menstruasi yang Masih Beredar Sampai Saat Ini (KlikDokter)

2. Makanan tertentu membuat menstruasi berbau

Aroma darah menstruasi disebabkan oleh dua hal, yaitu kadar pH (keasaman) vagina dan adanya bakteri. Jadi, makanan bukanlah penyebab darah menstruasi berbau.

Darah menstruasi memiliki bau yang khas, yang terkadang berubah-ubah. Jika baunya seperti logam, hal tersebut disebabkan oleh kandungan zat besi yang ada di dalam darah. Sementara itu, bau yang busuk bisa disebabkan oleh pembalut/tampon yang terlalu lama tidak diganti. Darah menstruasi juga bisa berbau seperti bau badan. Penyebabnya adalah adanya kelenjar keringat di area kemaluan, yang mengeluarkan bau khas saat seseorang dalam keadaan cemas. Oleh karenanya, bau keringat jenis ini berbeda dengan keringat setelah berolahraga.

Bagaimana dengan bau yang sangat amis? Bisa jadi kamu mengalami infeksi bakteri (bacterial vaginosis), di mana bakteri tumbuh lebih banyak dari yang seharusnya. Ciri lain jika kamu terkena infeksi adalah munculnya keputihan berwarna putih atau keabu-abuan di luar periode menstruasi. Untuk memastikannya, kamu bisa mengunjungi dokter, ya.

3. Minuman pereda nyeri haid bisa membuat rahim kering

Ada kalanya, nyeri perut saat menstruasi membuat aktivitas terganggu. Minum minuman pereda nyeri haid pun menjadi pilihan. Namun, benarkah rutin meminumnya justru membuat rahim kering? Ternyata tidak benar lho, Ladies. Rahim hanya bisa kering dalam kondisi menopause. Jika tidak yakin dengan kandungan minuman tersebut, kamu bisa mengonsumsi parasetamol atau menggunakan cara alami seperti kompres air hangat dan jamu kunyit asam.

4. Menstruasi bisa "menular"

Katanya, perempuan yang tinggal satu rumah lama kelamaan memiliki jadwal menstruasi yang sama. Anak kos misalnya. Sejumlah penelitian yang dimuat dalam situs Healthline menunjukkan bahwa siklus menstruasi tidak dipengaruhi oleh kedekatan jarak antara wanita satu dan lain. Jika terjadi persamaan periodenya, kemungkinan besar disebabkan oleh perhitungan matematis seperti probabilitas.

5. Menstruasi membuang darah kotor

Apa benar menstruasi membuang darah kotor? Secara medis, darah kotor adalah darah yang membawa sisa metabolisme, dicirikan dengan tingginya kandungan karbondioksida. Sebaliknya, darah bersih masih kaya oksigen.

Nah, darah menstruasi yang seolah merupakan kotoran jangan diasumsikan sebagai darah kotor, ya! Darah menstruasi sebenarnya berasal dari lapisan dinding rahim yang luruh, bukan dari aliran darah balik yang kembali ke jantung.

6. Berhubungan seks saat menstruasi tidak mungkin hamil

Sel sperma dapat bertahan di dalam rahim selama 5 hari. Artinya, saat menstruasi berakhir, sel sperma tetap dapat bergerak menuju sel telur. Jadi, kehamilan masih mungkin terjadi.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"