Jika dilihat dari foto, mungkin kamu akan mengira bahwa pemandangan di pantai ini merupakan hasil rekayasa semata. Namun, siapa sangka cahaya cantik berwarna biru neon di sepanjang garis pantai Okayama ini dihasilkan oleh Vargula Hilgendrofi, yaitu spesies udang berukuran 3 milimeter, lho.
Pada siang hari, udang-udang tersebut hidup di laut, tapi pada malam hari mereka berenang ke tepian untuk mencari makanan. Udang-udang kecil ini biasa disebut sebagai kunang-kunang laut, tentunya karena mereka memancarkan sinar di malam hari seperti kunang-kunang.
Fungsi dari cahaya ini sebagai kamuflase dari predator. Fenomena ini juga dijuluki "Batu Menangis" atau "The Weeping Stones" oleh dua fotografer, Trevor Williams dan Jonathan Galione. Jika ingin melihat fenomena langka ini, kamu bisa datang ke Pantai Okayama sekitar bulan Mei hingga Oktober.
3. Toyama Bay, Jepang
Berbeda dengan Pantai Okayama yang dipenuhi udang kecil antara bulan Mei sampai Oktober, kamu juga bisa melihat fenomena sejenis di Toyama Bay, tepatnya di Central Japan Sea dari bulan Maret hingga Juni.
Cahaya biru di pantai dihasilkan oleh Watasenia Scintillans, yaitu jenis cumi-cumi berukuran 3 inci. Fenomena ini terjadi saat musim kawin, cahaya dari tubuh cumi berfungsi untuk menarik perhatian cumi lain.
Selama periode tersebut, ribuan cumi akan meletakan telur-telurnya di sepanjang pasir Toyama Bay. Selain dijadikan tontonan bagi wisatawan, cumi bercahaya ini juga bisa dimakan, lho. Nggak berbahaya, bahkan cumi bercahaya ini menjadi kuliner yang cukup populer di Toyama. Penasaran kaya gimana rasanay?
4. Mosquito Bay, Puerto Rico