Kalo membaca istilahnya, mungkin kalian akan kesulitan memahami. Tapi kalo gejalanya, bisa jadi ada beberapa di antara kalian yang mengalami Borderline Personality Disorder (BPD). Pertanyaannya, apa itu BPD?
Tentu bukan Bank Pembangunan Daerah, ya. BPD adalah sejenis penyakit mental yang ternyata hampir dialami oleh semua orang dewasa.
Gejalanya pun bisa kita kenali, kok. Gejala borderline personality disorder adalah mood, perilaku, dan perasaan yang nggak menentu. Bisa cepat berubah gengs, dari yang semula merasa bahagia, beberapa saat kemudian bisa merasakan sedih yang teramat sangat.
Penyakit mental yang dalam bahasa Indonesia disebut 'gangguan kepribadian ambang' ini bisa kita artikan ketidakmampuan manusia mengendaliakan emosi dan pikiran. Penderita bisa berperilaku ceroboh yang berakibat pada ketidakstabilan hubungan.
Nah lho, cukup bahaya lho gengs. Dan agar kalian lebih mengenal apa itu Borderline Personality Disorder, yuk simak 5 fakta tentang penyakit mental ini.
Memiliki banyak ketakutan
Jika takut terhadap hantu, hewan melata, atau orang mungkin dirasakan oleh semua orang. Akan tetapi, kalo kalian mengalami ketakutan jika diabaikan atau ditinggal oleh orang-orang yang disayang, mungkin itu udah jadi gejala dari borderline personality disorder.
Berbahaya, gengs! Banyak akibat negatif yang nantinya bakal dirasakan jika terlalu larut dalam kecemasan atau ketakutan seperti ini.
Oleh karena itu, penting bagi penderita BPD mendapatkan perawatan medis. Salah satu kecenderungan yang bisa dilakukan oleh penderita BPD adalah percobaan bunuh diri. Serem, kan?
Kesulitan menjalin hubungan asmara dan pertemanan
Penderita BPD biasanya mengalami kesulitan untuk memulai dan menjalin hubungan dengan orang lain. Entah itu pertemanan atau asmara.
Hal itu diakibatkan karena ketakutannya saat ditinggal orang disayang. Dampaknya adalah ketidakmampuan penderita untuk membuka diri dan memulai hubungan dengan orang lain.
Pun saat memulai pertemanan, mereka yang memiliki penyakit mental BPD cenderung mengidealkan temannya. Maksudnya, mereka memiliki anggapan tertentu terhadap orang yang menjadi teman.