“Aku menunggu di luar pintu masuk. Itu sangat indah dan sempurna. Saya tidak pernah merasakan sesuatu seperti itu. Saya berada di Surga dan tidak ingin itu berakhir,” katanya.
“Saya merasa benar-benar dicintai dan tidak ada hal buruk yang bisa terjadi di sana,” lanjutnya.
Namun, orang yang sangat terang itu tiba-tiba bilang kalo Susannah belum waktunya untuk berada di sana.
“Saya benar-benar hancur. Saya kembali ke tubuh saya dan berpikir ‘Oh tidak, saya kembali ke dunia yang mengerikan ini’,” paparnya.
Susannah percaya pengalamannya itu adalah bukti kehidupan setelah kematian. Namun, para peneliti menjelaskan kalo hal itu terjadi karena lonjakan aktivitas otak saat seseorang meninggal.
Peneliti dari University of Michigan menyimpulkan hal itu setelah melakukan percobaan pada tikus yang mengalami lonjakan tinggi dalam aktivitas otak pada 30 detik terakhir kehidupan mereka.
“Studi yang dilakukan pada hewan ini adalah yang pertama terkait apa yang terjadi pada keadaan neurofisiologis otak yang sekarat,” ucap Jimo Borjigin, PhD, profesor fisiologi molekuler dan integratif dan profesor neurologi.