Dalam bukunya, Swan menguraikan beberapa temuan yang mengkhawatirkan. Rata-rata, katanya, seorang pria saat ini akan memiliki setengah dari sperma yang dimiliki kakeknya, dan seorang wanita berusia 20-an hari ini akan kurang subur dibandingkan neneknya pada usia 35 tahun.
Bahan kimia PFAS dapat berkontribusi untuk masalah ini, kata Swan, dengan gangguan hormon pria berkaitan dengan "penurunan kualitas air mani, volume testis dan panjang penis," seperti dikutip oleh Brockovich.
# Upaya Pemerintah di Seluruh Dunia untuk Menanggapi Persoalan Lingkungan Masih Kurang
Yang memperparah masalah adalah bahwa pemerintah di seluruh dunia menanggapi masalah ini dengan cara yang sangat berbeda. Sementara Eropa telah membatasi bahan kimia beracun yang dapat menghambat kesehatan reproduksi, AS masih tertinggal dalam hal regulasi, sebagian besar karena lobi, tulis Brockovich.
Badan pengatur juga mengklasifikasikan bahan kimia yang berbeda dengan cara yang berbeda, menangani beberapa senyawa beracun sambil mengizinkan yang lain.
Brockovich menyebut kontaminasi ini sebagai "masalah global" yang "secara virtual ada dalam tubuh setiap manusia". Dan itu benar-benar berita buruk jika itu mengganggu kemampuan kita untuk bereproduksi.
Kalau sudah gini, kamu masih mau abai dengan persoalan lingkungan? Gak takut gak punya keturunan atau bumi jadi gak bisa ditinggali karena semakin rusak?
Yuk mulai belajar dari hal kecil dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai baik ketika belanja, beli kopi/boba, dan belajar memilah sampah.
Yok, bisa yok!