Masa pandemi yang berkepanjanan dan nggak kunjung berakhir tentu memberikan dampak bagi banyak pihak. Salah satu pihak yang terdampak adalah pengelola bisnis pariwisata dan hotel.
Yogyakarta, sebagai salah satu destinasi wisata di Indonesia, mengalami keterpurukan dalam setahun belakangan ini akibat pandemi. Tak terkecuali juga para pemilik usaha atau bisnis penginapan.
Atas hal tersebut, banyak para pelaku bisnis penginapan yang mulai menjual asetnya dengan harga yang murah karena alasan tak mampu lagi menjalankan serta membayar biaya operasional.
Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) membenarkan fenomena penjualan secara online hotel di Yogyakarta. Alasannya, jumlah hotel yang gulung tikar dari hari ke hari kian bertambah karena sepi pengunjung. Berdasarkan penulusuran ada hotel berbintang yang dijual dengan banting harga.
"Hotel kecil asetnya di bawah Rp50 miliar itu yang dilepas, tapi kalau hotel besar susah nyari pembelinya," ujar Ketua Umum PHRI Haryadi Sukamdani dilansir dari SINDOnews, Minggu (7/2/2021) kemarin.