Tetap Aman dan Tekan Angka Penularan Covid-19, Yuk Lihat Cara Jepang Buka Sekolah di Masa Pandemi

Tetap Aman dan Tekan Angka Penularan Covid-19, Yuk Lihat Cara Jepang Buka Sekolah di Masa Pandemi

Pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir ini membawa dampak besar pada kehidupan manusia terutama di sektor pendidikan.

Hampir semua negara meniadakan pembelajaran tatap muka di sekolah untuk mencegah penularan Covid-19, tak terkecuali Indonesia. Semua sistem pendidiakan dalam satu tahun belakangan ini dilakukan secara daring atau online.

Namun, hal ini berbeda dengan pelaksaan sistem pendidikan di Jepang. Selama pandemi Covid-19, sekolah-sekolah di Negeri Sakura ini masih melaksanakan kegiatan pembelajaran secara tatap muka.

Meski demikian, kegiatan pembelajaran tersebut tidak sama seperti saat sebelum pandemi Covid-19 melanda. Ada sejumlah protokol kesehatan yang diterapkan dan wajib ditaati agar risiko penularan virus corona di sekolah dapat ditekan.

Dilansir dari The Japan Times, Minggu (4/4/2021) kemarin, Kementerian Jepang telah menerbitkan panduan penyelenggaraan sekolah di masa pandemi Covid-19. Panduan itu terutama mengatur agar sekolah dapat menangguhkan atau mengurangi aktivitas yang berpotensi meningkatkan risiko penularan virus corona melalui droplet.

Ilustrasi Sekolah di Jepang (VOA Indonesia)

Salah satu contohnya adalah menyarankan sekolah agar pelajaran olahraga sebisa mungkin meniadakan kontak fisik di antara siswa. Menjaga jarak fisik, mengenakan masker, dan mempraktikkan cuci tangan secara rutin juga merupakan sejumlah protokol wajib yang oleh Pemerintah Jepang disebut sebagai kenormalan baru di sekolah.

Hal ini dapat dilihat pada keseharian di Sekolah Dasar Funabori, Edogawa, Tokyo, yang memiliki 760 siswa. Pagi hari dimulai dengan kedatangan siswa, yang diatur sedemikian rupa agar tidak menyebabkan kerumunan di gerbang masuk sekolah.

Para siswa datang ke sekolah dengan mengenakan masker. Begitu masuk ke dalam gedung, siswa melepas sepatu mereka dan menggantinya dengan sandal dalam ruangan.

Kepala Sekolah SD Funabori, Mio Sato, mengatakan, kebiasaan berganti sepatu ini rentan membuat siswa berkerumun. Oleh karena itu, sekolah memasang garis-garis pembatas di area ganti sepatu.

Memakai masker juga menjadi kewajiban di SD Funabori. Bahkan, selama kelas olahraga yang melibatkan banyak aktivitas fisik, seperti berlari.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"