Belum lama ini, tersebar sebuah video seorang wanita dengan rambut pirang panjang, asik berjoget di atas Candi Borobudur. Hal ini pun membuat pihak pengelola ikut menegur dan meminta jika video itu di take dwon.
Salah satu unggahannya ada di akun Instagram @borobudur_news, dimana terlihat sang wanita berbaju merah muda ketat itu menari di atas Borobudur. "Tiktoker Joget di Atas Candi Borobudur Tuai Pro-Kontra. Seorang Tiktoker dengan akun chantalajah terekam asyik berjoget ala seleb di salah satu area Candi Borobudur. Aksinya ubu memicu perdebatan warganet, mengingat banyak yang menganggap Candi Borobudur sebagai tempat yang sakral dan harus dijaga etika kunjungannya. Video tersebut diketahui diunggah akun tersebut sekitar akhir November 2025 ini. Sebagian menilai aksinya tidak pantas dilakukan di kawasan suci, sementara sebagian lain menganggap itu hanya bentuk ekspresi konten hiburan. Menurut kalian, bolehkah membuat konten joget di lokasi sakral seperti Candi Borobudur?" tulis akun instagram @borobudur_news seperti dilihat detikJateng, Rabu (3/12/2025).
Viral video wanita joget di atas Candi Borobudur (instagram)
Stakeholder Management & Legal Division Head PT Taman Wisata Borobudur, Ridwan Fauzi mengatakan jika pihaknya sedang mengidentifikasi siapa pembuat video dan pemilik akun tersebut. Ini menjadi hal penting untuk mereka mengambil langkah berikutnya.
"Akan diberikan teguran dan (pembuat) video. Kami imbau (pemilik akun) untuk dapat take down," kata Ridwan saat dihubungi detikJateng, Rabu (3/12/2025).
Sedangkan secara terpisah, pihak Ketua Majelis Nyingma Indonesia (MUNI) Lama Rama Santoso Liem mengatakan, menjelaskan soal sudut pandang Buddhism, budaya dan moral humanis.
"Dari sudut pandang Buddhis, kami percaya dengan hukum karma, hukum tabur tuai. Apa yang ditanam, maka dirinya sendiri yang akan menuai perbuatan masing-masing," kata Lama Rama saat dihubungi detikJateng.
"Kita tidak perlu menilai atau menghakimi perbuatan seseorang. Karena pada akhirnya dia sendiri yang akan menerima akibat dari perbuatannya," sambung Lama.
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh wanita tersebut dianggap tidak senonoh dilakukan di hadapan umum. "Lebih-lebih di tempat suci suatu agama, terlepas apapun agamanya. Kita sebagai orang timur harusnya menghargai kebudayaan timur, bukannya mengumbar-umbar kebudayaan yang bukan budaya timur," imbuh Lama.
