Usut punya usut, teks bertuliskan arab di sampingnya memiliki arti: ‘inilah syarah cincin Sulaiman ‘alayhi al-salam, barangsiapa mengenakan dia rezekinya pun tiada berkurang, tamat,’ Ini adalah penjelasan tentang cincin Sulaiman ‘alayhi al-salam. Siapa pun yang memakainya tidak akan pernah kekurangan dan untuk keberuntungan pada akhirnya ‘. Nama Nabi Sulaiman digunakan karena dianugerahi mukjizat yang luar biasa.
Nama ‘Sulaiman’ merujuk pada Nabi Sulaiman bin Dawud dalam kepercayaan Islam, yang juga dikenal dari tradisi Kristen dan Yahudi. Sulaiman sering disebutkan dalam Alquran, dengan banyak deskripsi tentang pengetahuan yang diberikan oleh Tuhan kepada dirinya.
Sosok Nabi Sulaiman
Nabi Sulaiman sendiri digambarkan dapat memahami ucapan burung dan dan ia mampu memimpin pasukan jin. Kekuatan tersebut diyakini dipengaruhi oleh cincin jimat yang diukir dengan kalimat Allah, sebagai nama paling agung dalam teks-teks magis Arab dan pada jimat diwakili oleh tujuh simbol yang disebut sebagai ‘tujuh meterai Sulaiman’.
Salah satu simbol yang membentuk ‘tujuh meterai Sulaiman’ adalah bintang berujung lima atau enam. Bintang itu sendiri – apakah pentagram (segi lima) atau heksagram (segi enam), adalah jimat yang sangat umum dijumpai dan disebut sebagai ‘materai Salomo’ atau khatam Sulaiman. Dalam bahasa Melayu, jimat tersebut dikenal sebagai ‘cincin Solomon’, (cincin Sulaiman).
Contoh gambarnya seperti ini nih gengs:
Katanya ini adalah ‘Tujuh Segel Sulaiman’ ditemukan pada dua segel Melayu: Di bagian bawah meterai Sultan Abdul Kadir II dari Tallo ‘di Sulawesi (kiri), dan di Segel Syahbandar Ismail dari Pulau Penyengat, Riau, ca. 1870 (kanan)
Dilansir dari Boombastis.com, meskipun ‘Tujuh Segel Sulaiman’ kadang-kadang ditemukan dalam berbagai manuskrip dan segel Melayu seperti yang ditunjukkan di atas, nama Salomo atau Sulaiman jauh lebih erat terkait dengan ‘cincin jimat Sulaiman’ 8 segi yang dilingkarkan. Bentuk inilah yang sangat familiar di seluruh Asia Tenggara.
Simbol tersebut tampaknya memiliki hubungan yang sangat kuat dengan zona budaya yang membentang melalui pulau-pulau Maluku hingga Filipina selatan. Seperti komunitas Maranao di Mindanao, Filipina Selatan misalnya.
Simbol yang dikenal masyarakat lokal setempat sebagai Sising Raja Solaiman (cincin Raja Sulaiman) tersebut, sangat umum digunakan sebagai jimat untuk mengusir roh-roh jahat, menghilang dari pandangan atau pesona palimonan (Jawa: Aji Panglimunan), dan kebel (kekebalan).