Komisi III DPR RI dan Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo menggelar rapat selama 10 jam membahas kasus penembakan yang menewaskan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dengan Irjen Ferdy Sambo sebagai dalangnya.
Dalam rapat tersebut, terkuak fakta tentang sosok yang disebut ‘skuad’ yang pernah mengancam Brigadir J. Sebelum meninggal dunia, Brigadir J pernah menceritakan kepada kekasihnya, Vera Simanjuntak kalau dia mendapat ancaman dari sosok ‘skuad lama’.
"Kami komunikasi dengan Vera dan kami mendapatkan keterangan cukup detail. Memang betul tanggal 7 Juli malam, ada ancaman pembunuhan," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam dalam rapat dengan Komisi III DPR di gedung DPR yang dikutip dari Detikcom.
Foto: Kuat Ma'ruf (Grid.ID)
Lebih lanjut, Anam kemudian menirukan pernyataan Vera kala itu yang menceritakan ulang ancaman yang diungkap oleh Brigadir Yosua kepada dirinya. "Kurang lebih kalimatnya begini: jadi Yosua dilarang naik ke atas menemui Ibu P karena membuat Ibu P sakit. Kalau naik ke atas, akan dibunuh," imbuhnya.
Vera mengungkapkan ancaman tersebut berasal dari ‘skuad’. Namun Vera Simanjuntak tidak mengetahui siapa yang dimaksud dengan ‘skuad’ yang mengancam Brigadir J tersebut. Sampai akhirnya terungkap kalau sosok ‘skuad’ yang dimaksud adalah Kuat Ma’ruf, sopir pribadi Ferdy Sambo.
"Siapa yang melakukan? Vera bilang oleh skuad. Skuad ini siapa, apa ADC apa penjaga, sama-sama tidak tahu, saya juga tidak tahu," papar Anam. "Ujungnya nanti kita tahu bahwa skuad yang dimaksud itu adalah Kuat Ma'ruf. Si Kuat, bukan skuad penjaga ternyata," tegas Choirul Anam.
