Barangkali, move on itu salah satu hal yang pasti dialami oleh semua remaja beberapa tahun belakang. Dialami dan terbagi ke dua hasil: berhasil atau gagal.
Permasalahannya, mungkin hanya sedikit dari mereka yang gagal move on untuk memahami, kenapa sih kok sulit banget melakukannya? Padahal, kalo menurut berbagai artikel di media maupun Google, tips paling utama adalah merelakan. Sudah dilakukan kok masih belum bisa. Kira-kira, kenapa, ya?
Hmm, biar kalian lebih tau, ini lho alasan yang menjadikan move on itu terlalu susah. Mau sebanyak apapun musik move on yang kalian dengarkan, sepanjang hati dan pikiran belum terbuka, kalian akan tetap kesulitan melakukannya.
Kenyataannya, putus cinta itu menyakitkan.
Semua hubungan yang diakhiri secara gak baik, tentu akan memberi hasil menyakitkan. Dan biasanya, kesakitan itu akan dirasakan oleh kedua pihak.
Asumsi sederhananya, makin dalam perasaan kamu dalam sebuah hubungan, makin dalam pula kesakitan yang bakal kamu dapatkan. Itu adalah resiko. Hal yang lumrah dan pasti dirasakan oleh semua orang. Kalian gagal move on? Tenang, banyak temannya, kok.
Insecuritas masa kecil
Pengalaman masa kecil bisa berpengaruh ke kehidupan dewasa. Begitulah kata dari bapak psikoanalisa, Sigmund Freud. Menurutnya, masa kecil adalah masa emas di mana menjadi dasar untuk membentuk karakter dan kepribadian seseorang.