Secara umum ciri fisik masyarakat Indonesia bagian timur adalah berkulit gelap, rambut ikal keriting, dan memiliki kelopak mata hitam atau coklat kehitam-hitaman seperti pada umumnya. Hanya saja keunikan muncul di tengah pedalaman Pulau Halmahera Maluku.
Kabarnya di dalam pedalaman tersebut terdapat sebuah masyarakat yang secara tampilan luar masih mirip orang melanesia. Hanya saja beberapa diantaranya memiliki warna mata yang berbeda, yakni biru. Suku pedalaman ini disebut dengan Suku Lingon.
Tentu bagi banyak orang akan terdengar sangat aneh. Dari mana mereka memiliki warna mata biru ketika sebagaian besar penduduk wilayah tropis memiliki warna mata yang gelap. Ditambah lagi kenyataan Suku Lingon adalah suku pedalaman yang tentu jarang berintaraksi dengan dunia luar.
Maka dari itu muncul beberapa teori yang mencoba untuk menjelaskan fenomena Suku Lingin ini. Yang paling populer adalah teori kapal karam. Hal ini didukung beberapa fakta. Yang pertama adalah wilayah laut di Kepulauan Maluku yang cukup berbahaya untuk dilewati kapal.
Sedangkan penjelajahan samudra dari Eropa sudah sampai ke wilayah ini beberapa abad yang lalu. Tujuannya adalah untuk mencari rempah-rempah yang memang terkenal berasal dari wilayah ini. Mungkin saja ada salah satu kapal Eropa yang terdampar.
Karena sangat tak mungkin untuk keluar dari pulau tersebut atau menjalin komunikasi dengan peradaban luar, penumpang kapal tersebut lantas memutuskan hidup menetap di Pulau terdekat. Merekalah yang mewarisi ciri ras kaukasoid di tengah masyarakat melanesi.