Hutan Megamendung di Bogor (cna.id)
Dengan modal semangat, tabungan, dan kerja keras, Rosita dan suaminya mulai menanam bibit pohon sedikit demi sedikit dan memberikan pupuk organik berton-ton untuk memperbaiki kondisi tanah.
Perjuangan Bu Rosita penuh tantangan, mulai dari bibit yang sering dicuri, komentar sinis dari masyarakat sekitar, hingga intimidasi dari calo tanah. Sikap tegas dan beraninya dalam menghadapi tantangan membuatnya dijuluki "macan hutan".
Setelah lebih dari dua dekade, lahan gersang tersebut kini telah menjadi hutan lebat dengan sekitar 44 ribu pepohonan dari lebih dari 120 jenis, termasuk pohon khas Jawa Barat seperti rasamala dan manii. Hutan ini juga menjadi habitat bagi berbagai satwa liar dan menjadi lokasi edukasi bagi masyarakat tentang pemulihan hutan dan pembuatan pupuk organik.
# Penghargaan untuk Hutan Organik Megamendung
Bu Rosita menjelaskan tentang hutan Megamendung kepada tim dari KLHK Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
Hutan Organik Megamendung yang ia rintis sempat masuk dalam daftar nominasi penerima penghargaan lingkungan Kalpataru pada tahun 2023.
Bu Rosita menegaskan bahwa hutan yang dirawatnya ini bukan warisan untuk keluarganya, tetapi telah dijadikan Yayasan Hutan Organik agar tetap lestari dan bisa menjadi "kebun raya kecil" tempat orang belajar.
Bu Rosita Istiawan adalah sosok inspiratif yang membuktikan bahwa dengan komitmen kuat, lahan kritis pun bisa diubah menjadi ekosistem hutan yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat.
