Puncak aksi demo terjadi ketika mereka mengepung Balai Koa. Seorang pejabat Pemda DKI bahkan bisa menyarankan agar dia tidak ke kantor.
"Kantor kita diduduki FPI, Pak. Kantor kita sudah kayak salju, putih semua," kata Sutiyoso meniru laporan stafnya beberapa tahun silam.
Ketika masih menjabat gubernur, Bang Yos juga sering terlibat dalam gesekan dengan kelompok berpakaian serba putih itu. Salah satu yang paling dia ingat ketika FPI yang dikomandoi Habib Rizieq meminta tempat hiburan dan restoran ditutup sementara saat Ramadan.
Bang Yos langsung menemui Habib Rizieq untuk menolak permintaan tersebut. Dia menjelaskan sudah ada Perda yang secara tegas mengatur bahwa tempat hiburan boleh buka setelah salat tarawih. Perda itu juga menyebut tempat hiburan itu akan tutup sebelum memasuki waktu sahur.
Selain itu, hasil survei menyebut 90% pekerja di tempat hiburan merupakan orang Muslim. Selain mendapat gaji, mereka juga berharap mendapatkan tip dan para tamu utnuk dibawa mudik ke kampung halaman masing-masing.
Hasilnya, Habib Rizieq dan pengikutnya mau mendengar dan menerima penjelasan Bang Yos.
“Ya tentu sempat eyel-eyelan dulu tapi akhirnya HRS dan pengikutnya membubarkan diri dari Balai Kota DKI Jakarta,” katanya.
Dari pengalaman panjangnya itu, tibalah pada satu kesimpulan dari Bang Yos. Menurutnya, satu-satunya cara "menjinakkan" Habib Rizieq adalah dengan membuka ruang dialog. Inilah siasat jitunya.
Dalam dialog itu bisa dibahas hingga tuntas apa yang menjadi keinginan serta tuntutannya. Kemudian pemerintah bisa memilah mana yang sekiranya bisa diterima atau sebaliknya.