Seorang Pria Menutupi Semua Tato Tubuhnya Dalam Sehari, Kaya Gimana Jadinya?

Seorang Pria Menutupi Semua Tato Tubuhnya Dalam Sehari, Kaya Gimana Jadinya?

Sejak zaman dahulu kala, tato sering dipandang sebelah mata karena dianggap identik dengan orang-orang yang melakukan tindak kejahatan, berandalan, atau kriminal.

Namun di jaman sekarang, makin banyak orang melihat tato sebagai karya seni, yang digunakan sebagian orang untuk mengekspresikan dirinya.

Ada orang yang memiliki satu atau dua tato untuk mengenang sebuah peristiwa atau seseorang agar selalu lekat dengan dirinya. Namun ada juga yang ketagihan dan memenuhi tubuhnya dengan tato.

Salah satu contohnya di kota Paris, Prancis, ada seorang guru sekolah bernama Sylvain yang memiliki tato di seluruh tubuhnya. Bahkan sampai bola mata dan lidahnya pun juga ditato.

Karena itu, dia sudah terbiasa dengan orang yang menilai dia sebagai orang aneh berdasarkan penampilannya tersebut.

Kendati demikian, bagaimana bila secara tiba-tiba ia tampil mulus tanpa sebuah gambar pun di tubuhnya?

Sylvain, Guru Sekolah Asal Perancis yang Penuhi Badannya dengan Tato (Tribunnews.com)

Dalam episode baru serial Truly's Hooked on the Look, Sylvain menjalani eksperimen, di mana dia menutupi tato di seluruh tubuhnya dengan make up untuk melihat bagaimana penilaian keluarganya tentang hal tersebut.

"Terakhir kali mereka melihat saya tanpa tato mungkin delapan tahun yang lalu," katanya.

"Ketika saya mulai membuat tato, orangtua saya mengira saya akan berhenti setelah yang pertama atau yang kedua," sambung dia.

Nah, untuk melihat dirinya tanpa tato, Sylvain rela dirias oleh seorang penata rias, Alexandra selama dua jam untuk menutupi wajah, leher, lengan, serta tangannya dengan riasan yang sesuai warna kulitnya.

"Bagi penata rias, hal ini sangat menantang karena kita harus menutupi semua tato dan melakukan skin effect," jelasnya.

Sylvain sendiri mengaku merasa takut melihat ke cermin setelah Alexandra selesai merias wajahnya. Tetapi, reaksi pertamanya setelah melihat dirinya sendiri tanpa tato adalah mengomentari hasil warna kulit yang tidak realistis dan aneh.

"Saya terlihat sakit dan pucat. Saya terlihat seperti boneka bayi," ujarnya.

Lalu ketika dia pergi menemui ayah dan saudara perempuannya, Sylvain mendapatkan reaksi yang beragam.

"Cukup mengejutkan melihat ia kembali pada tampilan yang sebelumnya. Tapi itu cocok untukmu," kata ayahnya.

Di sisi lain, sang adik berkomentar, bahwa dia lebih suka tampilan Sylvain sehari-hari yang dipenuhi tato.

Menurut Sylvain, tampilannya tanpa tato itu tidak terlihat normal dan malah aneh. Dia merasa tidak melihat dirinya sendiri.

"Jadi saya lega bisa menjadi diri saya sendiri lagi. Saya menganggap diri saya sebagai karya seni yang bergerak," ungkapnya.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"