Dilansir dari laman Kumparan, pada zaman dulu ada hubungan antara Sri Lanka dan Sri Wijaya dalam masalah dagang. Lambat laun, para penduduk di kedua kerajaan pun saling sering mengunjungi dan menetap di sana. Akhirnya, dari sebagian orang yang menetap itu beranak pinak hingga seperti sekarang ini. Jadi jangan kaget kalau banyak wajah Indonesia bisa ditemui di Sri Lanka.
Versi asal-usul keturunan Indonesia yang lain, ternyata berhubungan dengan penjajahan Belanda zaman dulu. Ceylon, yang merupakan nama Sri Lanka zaman dulu dan merupakan tempat pengasingan Belanda untuk orang-orang Indonesia yang dianggap berbahaya.
Beberapa tokoh terkenal Indonesia sempat dikirim ke sana, misalnya saja Amangkurat III dan Syekh Yusuf al-Makassari. Tak hanya tempat pengasingan, namun para pekerja dan tentara juga sempat dikirim ke sana. Akhirnya orang-orang Indonesia yang menetap di sana dan tidak kembali, beranak pinak seperti sekarang ini. Namun ada pula para pekerja, tentara dan orang yang diasingkan memilih untuk pulang kembali ke tanah air.
Karena memiliki banyak etnis, maka tantangan yang ada di Sri Lanka mirip dengan Indonesia yakni usaha agar bisa hidup harmonis dan saling menghargai. Namun, tak menutup kemungkinan percikan-percikan perpecahan bisa muncul kapan saja karena suatu penyebab.
Mayoritas di Sri Lanka adalah etnis Sinhala pemeluk Budhha, namun sayang, kadang agama digunakan sebagai kendaraan politik.
Dilansir dari laman Kumparan, misalnya saja mengenai kewajiban kremasi untuk jasad korban Covi-19 hingga pelarangan burkha. Namun demikian, isu tersebut masih bisa diatasi dan kebijakan itu pun akhirnya dicabut kembali.
Dengan tahu bahwa ada saudara kita yang menetap disana tentunya bisa menambah erat hubungan diplomatik kedua negara ya.