Manusia gerobak adalah orang yang biasanya tinggal di dalam gerobak bersama keluarganya. Para manusia gerobak semakin ramai memenuhi kawasan pinggir jalan saat bulan Ramadan dan jelang dan saat Lebaran. Biasanya mereka mendapatkan penghasilan dari kebaikan pengendara jalan yang lewat, memberikan uang dan makanan, hingga sembako.
Pakaian yang mereka gunakan sederhana bahkan kadang memakai baju yang tak layak pakai. Wajahnya melas. Kondisi itu membuat warga yang melintas akan iba dan memberikan bantuan kepada mereka. Di Ramadan tahun ini manusia gerobak mengais rezeki di kawasan Tangerang Selatan.
Sebuah keluarga manusia gerobak terdiri dari suami, istri, dan seorang anaknya yang balita. Suaminya mencari rongsongkan dan meninggalkan istri dan balitanya hanya berdua saja di dalam gerobak. Ibu dan anak itu rela panas-panasan dan hujan-hujanan di dalam gerobak. Mungkin semakin terlihat menderita, uang dan makanan yang didapatkan semakin melimpah.
Dilansir dari Suara, Nina seorang manusia gerobak mengatakan pendapatan yang didapatkan dalam sehari bervariasi. Ada yang memberikan uang atau makanan, hingga sembako. Namun jika dihitung, uang yang didapatkan dalam sehari sekitar Rp 200 ribu. Artinya jika sehari dapat Rp 200 ribu, dalam sebulan ia bisa mendapatkan uang sekitar Rp 6 juta.
Tentu jumlah uang yang didapatkan bisa mengalahkan gaji bulanan karyawan swasta yang mungkin mendapatkan rata-rata UMR. Sebelum jadi manusia gerobak, Nina pernah bekerja sebagai asisten rumah tangga dan jadi pedagang. Namun ia akhirnya berhenti dari dua pekerjaan itu dan memilih jadi manusia gerobak karena pendapatannya lebih besar.
Bisa jadi penghasilan yang didapatkan para manusia gerobak bisa semakin besar menjelang Lebaran dan saat libur Lebaran. Beruntung para manusia gerobak sampai sekarang masih aman karena tidak ada pihak-pihak yang melakukan razia dan menangkap mereka.