Patung orang duduk itu terbuat dari tembaga yang kemungkinan ditambang di Eropa. Ada pula cetakan koin dinar dari Tadmekka, Mali. Tampak serbuk emas yang menempel pada koin tersebut.
Penemuan cetakan itu mengonfirmasi isi teks-teks berbahasa Arab pada saat itu yang menyebut Tadmekka sebagai sumber dinar. Nah, itulah yang membuat Mansa Musa menjadi layak menyandang orang terkaya di muka bumi.
Mansa Musa, sebagaimana dijelaskan dari peta kuno tersebut, pernah melakukan perjalanan ke Makkah. Perjalanan itu terjadi pada tahun 1324. Hal ini kian menjelaskan bahwa betapa kayanya Mansa Musa.
Mansa Musa I saat itu didampingi oleh iring-iringan karavan dan dikawal oleh 60.000 orang. Termasuk rombongan 12.000 orang budak yang semuanya mengenakan busana brokat dan sutra Persia!
Mereka semua menuju Kairo. Mansa Musa sendiri menunggangi kuda yang diikuti oleh 500 budaknya. Mereka semua membawa tongkat yang terbuat dari emas.
Meski memiliki kekayaan berlimpah, Mansa Musa juga dikenal di zamannya sebagai sosok yang murah hati dan bertakwa. Penampilannya yang menawan pun menjadikannya sebagai sosok raja yang berkharisma.
12 tahun setelah kunjungan sang raja Mali ke Kairo, ahli sejarah Al-Umari datang ke sana. Ia menemukan bahwa para penduduk kota yang populasinya satu juta itu kerap memuja-muja sang raja.
Mansa Musa disebut-sebut pernah memiliki luas wilayah kerajaan paling luas di bumi. Namun, Mansa Musa tetap mengekspansi beberapa kawasan hingga menjadi pemilik ibukota Songhai, Gao.
Setelah itu, Mansa Musa memerintahkan seorang penyair dan arsitek Granada, Abu Ishaq Al-Sahili untuk membangun sebuah masjid di Timbuktu. Kemudian jadilah Masjid Gao menggunakan batu bata, bahan bangunan yang bukan berasal dari Afrika Barat.
Sementara Kota Timbuktu, menjadi kota perdagangan penting dengan armada karavan yang menyambungkan perjalanan ke Mesir dan pusat perdagangan penting lainnya di Afrika Utara.
Mansa Musa I akhirnya wafat pada 1331. Semenjak itu, penerus Mansa Musa tak bisa mempertahankan apa yang dilakukan ayahnya. Sehingga, semua kekayaan habis untuk membiayai perang dan pertahanan.