William Mitchell adalah seorang pria asal Inggris yang kini berjualan tempe di London. William jatuh cinta dengan tempe ketika pertama kali datang ke Indonesia 7 tahun yang lalu sebagai guru bahasa Inggris di Jakarta.
“Saya pertama kali makan tempe di Kelapa Gading, saya lihat ada makanan warna cokelat, setiap hari makan tempe orek,” kenang William.Bisa dibilang hampir setiap hari William makan tempe di warteg langganannya. “Waktu itu gaji saya kecil jadi makannya di warteg,” ujarnya.
Ia tertarik untuk membawa makanan khas Indonesia itu ke Inggris, kampung halamannya. William mendatangi beberapa tempat seperi pabrik tempe di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah untuk mendapatkan informasi cara membuat tempe.
Ia menyadari bahwa tempe yang berbahan kedelai tidak mudah tumbuh di Inggris yang memiliki suhu udara dingin. Ia mencari cara bagaimana bisa membuat tempe organik yang bisa dijadikan makanan. “Akhirnya saya pakai mesin dan belajar membuat tempe,” cerita William.
William berjualan tempe di sebuah pasar di London setiap Rabu, Kamis, dan Jumat. Sementara hari Senin dan Selasa ia membuat tempe terlebih dulu. Kedai tempatnya berjualan tempe bernama Authentic Indonesian Tempeh.
Awal-awal membuat usaha tempe di London ia merasa kesulitan karena warga Inggris tidak terbiasa makan tempe. Banyak yang belum tahu apa itu tempe sampai pada akhirnya mulai satu per satu mencicipi dan menyukai rasa tempe buatan William.